Berita Denpasar

Syarat Masuk Bali Diperketat, Luhut: Evaluasi PPKM, Angka Covid-19 Turun 98,9 Persen

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi merangkap Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan hasil evaluasi

Penulis: Ragil Armando | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi suasana Pantai Kuta, Badung, Rabu 8 September 2021 

Bahkan ada kompetitor yang tidak mengambil kebijakan karantina bagi wisatawan yang datang ke negaranya. Cok Ace mengatakan, kebijakan ini juga diambil seusai rapat yang dilakukan bersama Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan, beberapa waktu lalu.

"Karena beberapa kompetitor kita bahkan ada yang nol karantina. Tadi malam arahan dari Pak Luhut kalau soal corona kita (lama) penyebarannya sudah tahu. Kalau delta relatif pendek, penularannya cepat sehingga waktunya tidak terlalu lama (atau) sebentar saja orang sudah ketahuan tertular atau tidak. Tapi (varian) Mu yang kita belum tahu," terangnya.

Ia mengakui, kebijakan pemangkasan waktu karantina tersebut juga merupakan kebijakan uji coba.

Sehingga, tidak menutup kemungkinan untuk meniadakan karantina jika tidak ada masalah dalam penularan virus Covid-19.

Dia menegaskan, kebijakan pemangkasan tersebut diambil seusai mendengarkan saran dari para ahli di bidang kesehatan dan virologi.

"Ndak mungkin (nol hari masa karantina). Belum (memungkinkan). Sudah dengan segala pertimbangan. Tadi malam rapat dengan (mendapat) saran-saran guru-guru besar juga sudah dipertimbangkan baik-baik," papar Cok Ace yang juga Ketua BP Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu.

Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung I Gusti Agung Rai Suryawijaya mengatakan, pembukaan Wisman ke Bali harus memperhatikan masa libur wisatawan.

Sehingga pemerintah diharapkan mampu memperhatikan asal atau negara wisman yang diajak kerja sama.

Hal itu, menurutnya, lantaran ada beberapa wisatawan yang liburnya hanya satu minggu atau tujuh hari, khususnya Asian market.

“Untuk itu SOP menyangkut lama masa karantina sementara diharapkan dipersingkat menjadi 3 hari. Sehingga wisatawan yang datang ke Bali bisa menikmati libur ke Bali,” ujarnya.

Menurutnya, negara-negara yang diajak bekerjasama untuk open border itu adalah Asian market, seperti Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Abu Dhabi, Dubai dan New Zealand yang rata-rata masa berlibur mereka adalah seminggu. Bahkan wisatawan Cina kurang dari 1 minggu.

Jika masa libur mereka lebih banyak dihabiskan untuk karantina, itu sama halnya mereka datang ke Bali hanya untuk karantina.

“Kita harus menyadari, destinasi wisata yang sudah buka saat ini bukan hanya Bali saja, tapi juga Phuket, Maldives, Turki, Dubai dan Srilanka sudah buka. Bahkan kunjungan ke destinasi tersebut tanpa dilakukan karantina,” bebernya.

Diakui, karantina hanya dilakukan di negara tersebut, jika hasil pemeriksaan PCR wisman itu positif. Jika negatif, maka mereka dipersilakan untuk berlibur seperti biasanya dengan menerapkan prokes yang ketat.

Terpisah, Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, pihaknya telah mengusulkan agar pemerintah menambah negara lain yang bisa disasar untuk pembukaan wisman.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved