Serba serbi
Kisah Dewa Mangku Dalang Samerana Ngewayang Calon Arang, Jelaskan Ritual Pemanggilan Leak
Dalam pementasan calon arang di Bali, kerap ditemui sesi pemanggilan leak. Sesi ini tentu saja, menjadi sesi yang seru dan ditunggu banyak pihak
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Bukan menjadi dalang wayang yang membutuhkan banyak suara berliuk-liuk saat pementasan.
Dari sini pula, Dewa Mangku Dalang Samerana identik dengan peran sebagai pemanggil leak dalam pertunjukan wayang calon arang.
"Keluarga saya kebetulan memiliki tualen, yang terkenal di wilayah saya bahkan sampai keluar Beng, malen ini juga dilihat menunggu tempat air di sawah," sebutnya. Malen ini adalah sosok gaib, yang terkadang terlihat seperti perwujudan orang besar.
Baca juga: Seni Tari Bebali, Tari Wayang Miliki Kekuatan Sakral untuk Upacara Yadnya
Wayang tualen, yang juga diikat emas ini memang bertuah dan kerap membantu Dewa Mangku Dalang Samerana dalam menjalankan tugasnya.
Ia menjelaskan, bahwa wayang calon arang adalah wayang yang bahan pembuatannya dari kulit sapi.
"Kalau bisa salah satunya berasal dari kulit sapi gading, sapi sander kilap, kebo yus merana, dan sebagainya. Tujuannya sebagai catu dan aura wayang," paparnya.
Salah satu kisah unik, yang dialaminya saat mementaskan wayang calon arang adalah tatkala ngewayang di atas gegumuk atau kuburan.
Tentu saja sensasinya luar biasa, namun uniknya adalah tatkala ia memanggil leak maka orang yang nonton akan semakin ke depan mendekati kelir karena takut.
"Tentu saja namanya wayang calon arang harus mengundang leak, sebab kalau tidak memanggil leak maka bukan wayang calon arang namanya," tegas pria yang juga staf pegawai di RSJ Bangli ini.
Untuk itu, sebelum mengundang leak ia pasti kulun nuwun atau meminta maaf kepada bhatara-bhatari yang ada di sana.
Kemudian meminta anugerah kepada bhatara di pura dalem, prajapati, dan kahyangan tiga.
"Sebab beliau yang menguasai, semua hal yang berkaitan mulai dari leak, bebhutan dan sebagainya," jelasnya.
Ia mengundang leak pun, ada batasnya tidak boleh sembarangan. Mengundang leak ini adalah keharusan, sebab jika tidak maka dalang kerap disebut getap atau penakut.
Namun tentu saja esensinya bukan sekadar itu, karena mengundang leak juga merupakan wujud keseimbangan alam.
Baca juga: Menjelang Hari Suci Tumpek Wayang, Jangan Lupa Siapkan Pandan Berduri, Ini Maknanya
Mengenai waktu, kata dia, tergantung dari cerita yang dibawakan dan ia mengakui pernah ngewayang sampai 4 jam lamanya.