Berita Denpasar

Wakil Wali Kota Denpasar Prediksi Akan Terjadi Lonjakan Kunjungan Wisatawan Saat Nataru

Kunjungan wisatawan ke Bali khususnya ke Denpasar diprediksi akan melonjak jelang Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

Tribun Bali/Putu Supartika
Suasana penyeberangan di Dermaga Serangan, Denpasar, Kamis 28 Oktober 2021 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kunjungan wisatawan ke Bali khususnya ke Denpasar diprediksi akan melonjak jelang Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

Selain itu, lonjakan ini juga akan terus bertahan saat tahun 2022.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat diwawancarai Kamis, 28 Oktober 2021.

Baca juga: Kisah Komang Darma, Dari Pekerja Pariwisata Banting Setir Menyewakan Ban Karakter di Pantai Berawa

“Kami sempat berdiskusi dengan stakeholder dan diprediksi ada lonjakan kunjungan wisatan hadapi Nataru dan tahun depan juga karena sudah ada open border wisatawan mancanegara,” kata Arya Wibawa.

Lonjakan ini tak hanya terjadi pada wisatawan domestik namun juga wisatawan mancanegara.

“Seperti kita ketahui, daerah tujuan wisata unggulan saat ini adalah Nusa Penida, juga akses wisatawan ke Gili Lombok, Mandalika kalau sudah tuntas, home base-nya ini ada di Bali dan salah satunya adalah Denpasar,” katanya.

Baca juga: Kemenparekraf Terus Tingkatkan Promosi Pembukaan Pariwisata Bali bagi Wisman

Sehingga pihaknya pun mempersiapkan pelabuhan penyeberangan yang ada di kawasan Denpasar baik Pelabuhan Sanur, Serangan, maupun Mertasari.

“Kami juga gelar acara bimtek operasional pelabuhan laut pengumpan lokal. Agar kita bisa berbenah untuk antisipasi lonjakan wisatawan saat menggunakan akees tranportasi laut,” katanya.

“Di daerah tujuan wisata di Denpasar termasuk Pelabuhan Sanur hingga Mertasari sudah dipasangi PeduliLindungi. Dan melalui bimtek, kami perdalam sosialisasi penerapan prokes kepada wisatawan di Denpasar,” imbuhnya.

Pihaknya menambahkan, yang menjadi kendala bagi wisatawan mancanegara yakni adanya karantina selama lima hari.

Baca juga: Anggota DPR RI Nyoman Parta dan Pelaku Pariwisata Tolak Syarat Masuk Bali Pakai Tes RT-PCR

“Karena dari hasil rapat yang saya ikuti, negara tetangga seperti Vietnam, tidak ada karantina, tetapi sistem PCR awalnya yang diperketat. Kalau masa waktu tinggal wisatawan ke Bali kan rata-rata 4 sampai 6 hari, kalau 5 hari karantina mereka akan keluarkan biaya dan waktu yang lebih. Ini kami akan diskusikan ke pemerintah pusat terkait masa karantina,” katanya.

Pihaknya juga memberi atensi terkait penerapan PCR untuk penerbangan domestik.

Karena banyak wisatawan yang sudah booking penerbangan terpaksa membatalkan rencana penerbangannya karena penerapan PCR ini.

Sementara itu, salah satu warga yang bertugas melakukan pengaturan kapal yang bersandar maupun menyeberang di Dermaga Serangan, Nyoman Dina mengatakan saat ini penyeberangan di Dermaga Serangan sudah sedikit bergeliat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved