Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

SEPUTAR SUBANG: Bukti Emang Hingga Pengakuan Polisi Kasus Subang Akan Segera Terungkap

Berikut adalah kumpulan perkembangan dalam beberapa hari ini soal kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang.

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati
Ahli Forensik Mabes Polri Kombes Pol dokter Sumy Hastry Purwanti saat keluar dari Satreskrim Polres Subang, Kamis (28/10/2021). 

Saat ditanya wartawan, dr Hastry pun bungkam dan tidak memberikan keterangan apa pun.

Dr Hastry beberapa waktu lalu melakukan autopsi ulang terhadap jasad kedua korban.

Ia mengatakan dalam jasad korban pembunuhan kerap ditemukan petunjuk emas.

Kasus Akan Segera Terpecahkan

Baca juga: Update Kasus Subang: Pemeriksaan Danu Dikawal Bareskrim Polri, Kombes Sumy Hastry pun Datang 

Seusai Danu sebagai saksi kunci diperiksa, pihak kepolisian mengungkapkan bila kasus terjadi pada tanggal 18 Agustus 2021 ini akan segera terungkap.

"Tidak ada kendala. Kita tinggal menunggu waktu saja," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago, kemarin.

Petunjuk Emas

Dikutip dari Podcast Tribunnews pada Sabtu, 30 Oktober 2021, dr Hastry mengaku sudah mendapatkan petunjuk emas. Petunjuk emas itu diperoleh setelah ia melakukan autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia.

"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," kata dr Hastry

Menurut dr Hastry, saat autopsi pertama jasad Tuti dan Amalia, yakni pada tanggal 18 Agustus 2021, ia tidak terlibat lantaran sedang bertugas di Jawa Tengah.

Meski begitu, dr Hastry sudah mengantongi hasil autopsi. Hasil autopsi ini akan menguak waktu, cara, mekanisme, dan penyebab kematian dari Tuti dan Amalia.

"Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan. Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik. Saya hanya melengkapi saja dan memastikan juga, kalau dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," papar dr Hastry.

Hasil autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, kata dr Hastry, lantas dicocokkan dengan beberapa bukti pemeriksaan lain secara menyeluruh.

"Pengambilan tubuh jenazah itu kita periksa lagi ke ahli DNA forensik. Kalau memang butuh pemeriksaan sidik jari ke ahli fingerprint forensik. Kalau dia diracun kita ke toksikologi forensik," ujar dr Hastry.

Setelah memeriksa sidik jari, dr Hastry mencurigai adanya bukti jejak pelaku pada kuku korban Amalia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved