Info Populer
Harga Tes PCR yang Sebenarnya Ternyata Bisa Hanya Rp 10.000, Ini Penjelasannya
Selama pandemi, baya tes PCR turun empat kali. Semula Rp 2.500.000, turun jadi Rp 900.000, turun lagi Rp 500.000, dan terakhir Rp 300.000.
TRIBUN-BALI.COM - Biaya tes PCR gaduh.
Selama pandemi, baya tes PCR turun empat kali.
Semula Rp 2.500.000, turun jadi Rp 900.000, turun lagi Rp 500.000, dan terakhir Rp 300.000.
Saya menelusuri, ternyata dimungkinkan harganya hanya Rp 10.000.
Pertanyaannya tentu saja kenapa harga di awal begitu mahal?
Baca juga: Kemenkes RI dan BPKP Evaluasi Harga RT-PCR Secara Berkala
Baca juga: Peserta SKB CPNS Wajib Bawa Hasil Tes PCR/Antigen? Ini Penjelasan BKN
Lalu, kenapa baru turun sekarang?
Kenapa juga ada perbedaan signifikan dari negara-negara lain seperti India dan negara ASEAN yang sejak beberapa bulan lalu harganya lebih murah dari Rp 500.000.
Ada pula pertanyaan, berapa sih harga tes PCR sebenarnya?
Di antara seluk-beluk pertanyaan tersebut, muncul informasi yang diungkap pertama kali oleh majalah Tempo.
Konglomerat, politisi, hingga pejabat ikut berbisnis laboratorium tes PCR.
Dua nama pejabat disebut: Menteri Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Luhut disebut terkait dengan tes PCR melalui afiliasi anak perusahaan miliknya, PT Toba Bumi Energi.
Sementara itu, Erick Thohir lewat perusahaan milik kakak kandungnya, Garibaldi Thohir, yaitu Yayasan Kemanusiaan Adaro.
Keduanya telah membantah soal ini. Luhut mengklarifikasi melalui akun Instagram @Luhut.Pandjaitan.
Baca juga: Jadi Sorotan, Aturan Wajib PCR atau Antigen Perjalanan Darat 250 Km Dicabut, Ini Revisi Terbaru
Baca juga: Ketua KPK Menjamin Usut Kasus Dugaan Binis Tes PCR, Firli: KPK Tidak Akan Pandang Bulu
Ia mengatakan, “Saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).