Info Populer
Harga Tes PCR yang Sebenarnya Ternyata Bisa Hanya Rp 10.000, Ini Penjelasannya
Selama pandemi, baya tes PCR turun empat kali. Semula Rp 2.500.000, turun jadi Rp 900.000, turun lagi Rp 500.000, dan terakhir Rp 300.000.
Bisa digunakan dalam jangka panjang.
Sementara itu, harga reagen bervariasi: belasan, puluhan, hingga ratusan ribu rupiah di awal pandemi. Di awal pandemi harga reagen tinggi karena susah didapat.
Lalu, berapa harga tes PCR sebenarnya?
"Rp 10.000 pun bisa," jawab Randy.
Baca juga: Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir Dilaporkan Partai Prima ke KPK Terkait Dugaan Bisnis PCR
Baca juga: KLARIFIKASI Luhut Soal Ambil Untung Bisnis PCR: Saya yang Minta Antigen Digunakan
"Lho, kenapa bisa semurah itu?" tanya saya lagi.
"Jika dilakukan kerja sama operasi, alias skema bisnis tertentu," terang Randy.
Kuncinya adalah pada efektivitas penggunaan mesin PCR.
Jika mesin digunakan sendiri dan waktu operasionalnya terbatas, tentu pebisnis akan menaikkan harga untuk mengejar modal kembali.
Namun, jika mesin bisa digunakan bersama dan waktu operasi bisa maksimal maka harga tes PCR bisa ditekan.
Oleh karena itu, perlu dicari model bisnis kolaboratif yang bisa memaksimalkan mesin-mesin PCR yang ada.
PCR ini memang bisnis luar biasa besar.
ICW dan Koalisi Masyarakat Sipil menghitung keuntungan dari bisnis PCR selama sekitar setahun terakhir pandemi mencapai lebih dari Rp 10 triliun.
Meskipun tak bisa dilepaskan dari aspek bisnis, PCR punya dimensi kepentingan publik dan kepentingan nasional.
Oleh karena itu, harga paling murah perlu diupayakan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Harga tes pcr ternyata bisa hanya rp