Berita Buleleng
Warga Banjar Buleleng Ditemukan Tewas di Depan Warungnya
Warga di Dusun Ambengan, Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, dihebohkan dengan penemuan mayat, Kamis 11 November 2021 malam.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Warga di Dusun Ambengan, Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, dihebohkan dengan penemuan mayat, Kamis 11 November 2021 malam.
Mayat dengan identitas Dewa Gede Dalem (48) itu ditemukan tergeletak di depan warung miliknya sendiri.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya dikonfirmasi Jumat 12 November 2021 mengatakan, jenazah Dewa Gede Dalem pertama kali ditemukan oleh Kadek Arya Dana Satya.
Kala itu Arya sedang berada di halaman rumahnya, kemudian dari arah kejauhan melihat korban sudah dalam posisi tertelungkup.
Baca juga: Dampak Pandemi, Tunggakan Tagihan Air di Buleleng Capai Rp8 Miliar
Penasaran, Arya pun bergegas mendekati korban.
Namun malang, saat didekati itu, korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Arya pun melaporkan temuannya ini ke Mapolsek Banjar.
Berangkat dari laporan itu, polisi bersama petugas medis dari Puskemas Banjar bergegas mendatangi TKP untuk melakukan visum luar.
Baca juga: Pemkab Buleleng Melalui Dinas Kominfosanti Melakukan Studi Komparasi ke Pemkab Gianyar dan Badung
Di mana berdasarkan hasil visum, petugas medis tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Pria asal Banjar Dinas Sekar, Desa Banjar itu diduga meninggal dunia akibat sakit jantung, yang sudah lama diderita.
"Warungnya itu posisinya sudah tutup. Kemudian ada saksi yang melihat korban sudah tergeletak di depan warungnya dengan posisi tertelungkup."
"Diduga korban meninggal akibat sakit jantung, karena menurut pengakuan keluarganya korban memang memiliki riwayat sakit jantung," jelas Iptu Sumarjaya.
Baca juga: TNI AL Beri 150 Paket Sembako Bagi Masyarakat Terdampak Pandemi COVID-19 di Gilimanuk dan Buleleng
Kini jenazah Dewa Gede Dalem imbuh Iptu Sumarjaya, telah disemayamkan di rumah duka.
Pihak keluarga telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah, sehingga menolak untuk dilakukan autopsi.
"Kendati keluarga telah mengikhlaskan kejadian ini, polisi masih akan terus menyelidiki kasus ini dengan memeriksa sejumlah saksi-saksi serta melakukan olah TKP," tutupnya. (*)
Berita lainnya di Berita Buleleng