Berita Buleleng

Hujan Deras Guyur Buleleng Timbulkan Fenomena Ucur-ucur hingga Bencana Banjir

Angin puting beliung atau biasa disebut dengan ucur-ucur tampak terjadi di tengah laut Pantai Ponjok, Banjar Dinas Kaje Kangin,  Desa/Kecamatan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
istimewa
Angin Puting Beliung atau ucur-ucur di Pantai Ponjok, Banjar Dinas Kaje Kangin, Desa/Kecamatan Kubutambahan viral di sosial media 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Hujan yang mengguyur wilayah Buleleng pada Senin (15/11/2021) sore menimbulkan angin puting beliung dan banjir.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Angin puting beliung atau biasa disebut dengan ucur-ucur tampak terjadi di tengah laut Pantai Ponjok, Banjar Dinas Kaje Kangin,  Desa/Kecamatan Kubutambahan dan viral di sosial media.

Angin puting beliung tersebut berjarak cukup dekat dari bibir pantai.

Baca juga: Progres Pembangunan Jembatan Wanagiri-Gitgit Buleleng Terlambat, Rekanan Terkendala Musim Hujan

Fenomena ini terjadi bertepatan saat warga di desa setempat menggelar persembahyangan di pinggir pantai, serangkaian dengan upacara piodalan di Pura Dalem Puri Desa Kubutambahan.

"Saat itu warga mau melarung banten ke laut, dengan membunyikan gong. Tiba-tiba muncul ucur-ucur itu.

Jadi tidak ada ritual khusus yang dilakukan warga untuk mengusir ucur-ucur itu. Itu fenomena alam yang kebetulan terjadi.

Warga meyakini fenomena itu merupakan turunnya Ida Betara Solo di Pura Dalem Puri," jelas Perbekel Kubutambahan, Gede Pariadnyana.

Fenomena ucur-ucur ini sebut Pariadnyana juga menyebabkan kerusakan pada dua atap rumah milik warga yang terletak di wilayah Segara Kubuanyar, Desa Kubutambahan. Atap rumah itu milik Gede Bagiada dan Made Witastra.

 "Ada atap dua rumah warga terbang disapu ucur-ucur itu. Kebetulan rumah korban berada di pinggir pantai. Saat ini klian banjar sedang di TKP," ucapnya.

Dengan adanya kejadian ini, Pariadnyana pun mengimbau kepada warga di Desa Kubutambahan untuk selalu waspada.

"Selalu waspada, mudah-mudahan tidak terjadi bencana yang besar," tutupnya.

Selain ucur-ucur, bencana banjir juga terjadi di sepanjang Jalan Srikandi, Desa Sambangan.

Banjir sebetis orang dewasa itu terjadi hingga sepanjang 1 kilometer.

Baca juga: Anggaran Besar, DPRD Buleleng Minta Bagian Ekbang Setop Rekrut Tenaga Kontrak

Perbekel Desa Sambangan Nyoman Sudarsana mengatakan, setiap hujan deras mengguyur,  Jalan Srikandi memang selalu menjadi langganan banjir.

Hal ini terjadi karena ukuran drainase terlalu kecil, sehingga air meluap ke badan jalan.

Untuk itu ia berharap kepada Pemkab Buleleng agar dapat melakukan perbaikan total terhadap saluran drainase yang ada di sepanjang Jalan Srikandi.

"Drainasenya sudah setiap hari kami bersihkan. Banjir ini terjadi karena saluran drainasenya kecil.

Jadi ketika hujan lebat seperti ini salurannya tidak mampu menampung debit air, sehingga meluap ke badan jalan.

Jalan Srikandi ini kan aset Pemkab, jadi kami harap pemerintah bisa melakukan perbaikan total," jelasnya.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan angin puting beliung juga dilaporkan sempat terjadi di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng.

Namun hingga saat ini ia belum menerima laporan terkait adanya kerusakan yang ditimbulkan akibat fenomena tersebut.

"Hujan deras ini memang menyebabkan banjir di beberapa titik. Selain Jalan Srikandi, banjir juga terjadi di Perempatan Pantai Penimbangan. Tingginya sekitar 30 centimeter, dan sepanjang 50 meter.

Selain itu juga ada pohon tumbang di Desa Bengkala dan Desa Gitgit sempat menutup badan jalan, namun sudah kami tangani," tutupnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved