Berita Denpasar
Ini Mempersulit Wisman Berkunjung, BTB Beri Masukan ke Pemprov Bali dan Pusat
Namun sampai saat ini belum ada satupun penerbangan internasional yang mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Karsiani Putri
Karena 48 menit tersebut adalah untuk melakukan sterilisasi, merapikan kembali, mempersiapkan kembali seluruh area yang sebelumnya dilewati oleh para penumpang pesawat itu sebelum menerima kedatangan penumpang selanjutnya.
"Misalnya Emirates Airways tiba pukul 17.00 Wita, selama dua jam ke depan tidak boleh ada pesawat yang mendarat. Baru kedatangan pesawat selanjutnya katakanlah Qatar Airways tentu akan landing pada pukul 19.00 Wita. Terkait regulasi pengaturan tersebut sudah kami sosialisasikan kepada maskapai dan mereka memahaminya," ungkap Taufan.
Disinggung sudah adakah jadwal penerbangan internasional ke Bali untuk dua minggu terakhir November dan Desember mendatang, Taufan menyampaikan hingga hari ini belum ada.
Terpisah, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace mengakui belum adanya penerbangan internasional yang masuk ke Bali.
Karena itu, ia meminta pemerintah pusat mengevaluasi berbagai kebijakan yang terkesan justru menghalangi masuknya wisatawan mancanegara ke Bali.
"Kami mohon kepada pusat. Kami setuju ada G20 kami perlu kendalikan, tapi melihat perkembangan kompetitor di luar ini yang harus mungkin dipertimbangkan, sebab riil kami lihat sudah satu bulan lebih belum ada satupun pesawat asing mendarat di Bali," katanya, Senin.
Apalagi, beberapa negara-negara kompetitor Bali, menurutnya, telah menerapkan kebijakan zero quarantine untuk masuk negaranya. Menurutnya, kebijakan tersebut mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung.
"Saya melihat kompetitor kita yang terbaru Kamboja bahkan sudah menerapan zero quarantine, udah banyak negara-negara, Singapura," paparnya.
Akibatnya, sebanyak 20 ribu calon wisatawan yang akan ke Bali memutuskan membatalkan kunjungannya.
"Yang pernah disampaikan Pak Gubernur saya ada datanya sebenarnya di bulan November sudah banyak yang akan datang ke Bali, bahkan penumpang sudah 20 ribu dari penerbangan besar saja itu nggak bisa terwujud karena salah satunya penerbangan jarak jauh harus direct nggak bisa naikin penumpang di jalan," kata Cok Ace.
Kemudian, masalah lain yang diungkapkan oleh Cok Ace adanya kuota e-visa yang sangat terbatas diberlakukan di Indonesia.
Sehingga, banyak calon wisman yang mengurungkan diri berkunjung ke Bali.
Baca juga: Selain Persaingan Harga Yang Tidak Sehat, Ini Kendala Pelaku Pariwisata Fastboat di Bali
"Yang kedua adalah permasalahan-permasalahan seperti kuota e-visa yang di kuota 1.500 per hari. Kalau dari seluruh Indonesia diizinkan masuk ke Bali setiap hari kuotanya kan terbatas. Apalagi sekarang harus pakai sponsor. Itu juga menyulitkan. Ada kendala-kendala yang menyebabkan sulit masuk ke Bali jika dibandingkan dengan negara lain. Mereka lebih condong udah ke negara lain saja," ungkapnya.
Padahal, Bali sendiri, lanjut Cok Ace sudah siap menerima kunjungan wisatawan terutama di liburan akhir tahun ini.
"Ya begini, kalau kita di Bali, bisa saja sesungguhnya industri dan masyarakat kita sudah siap sekali bahkan menurut WHO sudah bagus. Industri pun kan sudah bagus. Artinya sertifikat dan segala macam sampai PeduliLindungi sudah siap. Vaksin kita sudah hampir 100 persen," kata Cok Ace.