Berita Buleleng

Dikira Sambaran Petir, Ternyata Pohon Lamtoro Tumbang dan Timpa 2 Rumah di Buleleng

Putu Wara (50) mengatakan, pohon yang tumbuh di belakang rumahnya  itu tumbang pada Sabtu malam kemarin.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Keluarga Putu Mara saat memperbaiki atap rumah yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang, Minggu (21/11/2021) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Hujan lebat disertai angin kencang, menyebabkan sebuah pohon jenis lamtoro tumbang, lalu menimpa atap rumah milik dua orang warga di Banjar Dinas Dharma Yadnya, Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Akibat kejadian ini, korban diperkirakan mengalami kerugian jutaan rupiah.

Ditemui di lokasi kejadian Minggu (21/11/2021), Putu Wara (50) mengatakan, pohon yang tumbuh di belakang rumahnya  itu tumbang pada Sabtu malam kemarin.

Kala itu, ia bersama keluarganya sedang tertidur pulas. Tiba-tiba mendengar adanya suara seperti sambaran petir.

Baca juga: Jalan Raya Denpasar-Buleleng Sempat Lumpuh Akibat Hujan Lebat, Ini Kata BPBD

Putu Wara pun bergegas bangun dan lari keluar.

Ia khawatir sang ayah bernama Ketut Taman (70) tersambar petir, karena posisinya saat itu sedang tidur di bagian belakang rumah.

"Saya kira ada petir. Ternyata saat saya ke luar, atap rumah bagian belakang sudah ambruk karena tertimpa pohon lamtoro. Bapak saya langsung dievakuasi. Untung dia tidak tertimpa. Tapi sampai sekarang bapak saya masih trauma," ucapnya.

Putu Wara menyebut, pohon lamtoro itu sejatinya sudah mati sejak beberapa tahun lalu.

Namun ia tidak berani menebangnya, karena dibawah pohon  tersebut  sempat terdapat pelinggih.

Akhirnya pada Sabtu malam kemarin, pohon berdiameter 50 centimeter serta tinggi sekitar 15 meter itu tumbang, menimpa atap bagian belakang rumahnya, serta atap rumah milik tetangganya bernama Putu Ardika (51).

Akibat kejadian ini, kerusakan parah dialami oleh kediaman milik Putu Wara.

"Dulu pohon itu sudah mau ditebang. Tapi tukangnya tidak berani karena dibawah pohon itu ada pelinggihnya. Beberapa waktu lalu pelinggihnya sudah dipralina, tapi pohonnya belum sempat saya tebang lagi.

Mungkin karena pohonnya sudah lapuk karena sudah lama mati, kondisi tanah juga labil karena diguyur hujan terus, akhirnya pohon itu tumbang dan menimpa rumah saya," ungkapnya.

Disinggung terkait kerugian akibat kejadian ini, Putu Wara menyebut diperkirakan mencapai Rp 5 juta.

Baca juga: Longsor di Desa Munduk Buleleng, Material Sempat Tutupi Badan Jalan

Saat ditemui di lokasi kejadian, ia bersama keluarga besarnya tampak berjibaku memperbaiki atap rumah yang rusak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved