Waspadai Grooming, Perilaku Manipulatif di Balik Kekerasan Seksual pada Anak di Bawah Umur

Banyak kasus kekerasan seksual pada anak dilakukan dengan cara memanipulasi korbannya.

Penulis: Priscilla Nivili | Editor: Priscilla Nivili
tribun bali/dwisuputra
ilustrasi - Pelecehan seksual terhadap anak. Untuk melindungi anak dan orang-orang yang kita sayangi, mari mengenal lebih dekat tentang grooming dan waspadai tanda-tandanya. 

TRIBUN-BALI.COM – Hai, Tribunners. Akhir-akhir ini marak terjadi kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak di bawah umur.

Kekerasan seksual dan pemerkosaan utamanya terjadi karena adanya ketimpangan relasi kuasa antara pelaku dan korban.

Pelaku merasa berhak berkuasa, merenggut kemerdekaan korban atas tubuhnya, dan tidak merasa perilaku biadab tersebut adalah hal yang salah.

Selain itu, banyak kasus kekerasan seksual pada anak dilakukan dengan cara memanipulasi korbannya.

Perilaku manipulatif yang sering dipakai oleh predator itu disebut dengan istilah grooming.

Untuk melindungi anak dan orang-orang yang kita sayangi, mari mengenal lebih dekat tentang grooming dan waspadai tanda-tandanya.

Baca juga: BERIKUT Isi Permendikbud Tentang Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus, Tuai Pro Kontra

Apa itu grooming?

Grooming adalah perilaku manipulatif  yang dipakai oleh predator seksual untuk mencari korban potensial, membujuk korban agar ‘setuju’ pada tindakan seksual pelaku, dan memanipulasi keadaan agar tindakan kejinya pada korban tidak dicurigai orang lain.

Korban grooming sebagian besar adalah anak-anak di bawah umur namun orang yang sudah dewasa juga berpotensi menjadi korban.

Menurut seorang psikolog asal amerika, dr. Ramani Durvasula, grooming adalah proses lambat untuk mendapatkan kepercayaan seseorang, yang seringnya menyasar seseorang yang lebih rentan daripada pelaku.

Seiring berjalannya waktu, kepercayaan akan terbangun dan menciptakan dinamika di mana perilaku kekerasan akan dianggap sebagai kewajaran,

dan terciptanya kondisi di mana korban kebingungan dan tidak mampu merespon ketika mengalami kekerasan.

Grooming dapat terjadi secara langsung maupun di dunia online.

Tanda-tanda grooming seringkali sulit diidentifikasi karena perilaku manipulatif ini terkadang terlihat seperti sebuah tindakan kepedulian atau kasih sayang yang ‘wajar’.

Untuk mengetahui dan mengidentifikasi grooming, kenali tahapan-tahapan berikut ini.

Baca juga: Kasus Kekerasan Anak di Jembrana Meningkat, Hakim Asih: Pola Asuh dan Perhatian Ortu Sangat Penting

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved