ASN Bakal Diganti Robot, Ada Pekerjaan Manusia yang Tak Tergantikan AI
Robot kecerdasan buatan atau artificial intelligence(AI) bakal menggantikan kerja dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Robot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bakal menggantikan kerja dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
Karenanya jumlah ASN nantinya akan dikurangi secara bertahap dan akan digantikan dengan robot.
Hal tersebut dilakukan karena saat ini teknologi digital dalam pelayanan publik sudah sangat dibutuhkan.
Selain itu jumlah ASN yang ada juga tidak akan gemuk alias terlalu banyak.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya juga sudah memberi isyarat pada pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 pada Desember 2019 silam.
Pemerintah kata Jokowi akan menerapkan teknologi di sistem administrasi negara.
Baca juga: Koster Minta Warga Bersabar, Omicron Muncul di Afrika Berdampak ke Wisata Bali
Baca juga: Mengapa Leluhur Disembah? Berikut Penjelasannya dalam Hindu Bali
Robot tersebut kabarnya akan menggantikan eselon III dan eselon IV yang menghambat birokrasi.
Penyederhanaan ini merupakan perintah Presiden Joko Widodo yang harus dilaksanakan cepat oleh para Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Kehadiran AI sejatinya memang dapat menggantikan beberapa tugas pelayanan publik yang sebelumnya dikerjakan oleh eselon III dan IV.
Misalnya, terkait pengolahan data yang sebelumnya dilakukan secara manual sebenarnya dapat diformulasikan oleh sistem.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga membenarkan rencana tersebut, namun kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum Dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara (BKN) Satya Pratama tidak semua nantinya ASN bakal dipecat dan digantikan dengan robot, melainkan adanya kolaborasi antara sumber daya manusia dengan teknologi digital berbasis artificial intelligence (AI).
"Jadi (ASN diganti robot), tapi tidak semua. Ke depannya pemerintah akan menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan kepada publik," kata Satya, Senin (29/11).
Rencana penggantian tersebut kata Satya sampai dengan saat ini terus dimatangkan dan butuh perencanaan yang komprehensif.
Karenanya masa peralihan nantinya juga dibutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Kalau digitalisasi pelayanan kan kita tahu semua sudah berjalan, namun karena pandemi terjadi percepatan digitalisasi," kata Satya.