Berita Bali
Badung Belum Dapat Kuota, Nakes yang Tangani Covid-19 Bisa Nikmati Staycation
Tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga penunjang fasilitas kesehatan (faskes) penanganan Covid-19 di Bali bisa menikmati libur secara staycation
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga penunjang fasilitas kesehatan (faskes) penanganan Covid-19 di Bali bisa menikmati libur secara staycation atau menghabiskan waktu dan menginap di hotel di dalam negeri.
Bahkan beberapa rumah sakit di Bali khususnya Badung sudah dimintai data untuk menikmati program dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tersebut.
Plt Direktur RSD Mangusada dr Ketut Japa mengatakan, pihak RSD Mangusada sudah ditawari untuk mengikuti program staycation tersebut.
"Iya memang ada program dari Bapak Menteri. Namun kami di Badung belum mendapat jatah," ucapnya, Selasa 30 November 2021.
Baca juga: Menparekraf Tawarkan Staycation, Nakes RSU Bangli Enggan Ambil Bagian
Dia mengaku, program tersebut mungkin sudah berjalan.
Program itu sebenarnya direncanakan tahun lalu atau 2020.
Data nakes yang akan berlibur, kata dia, sebenarnya sudah diminta.
Hanya saja kuotanya saat ini sudah penuh.
"Kami mendapatkan informasi kalau program staycation bagi Nakes dan Tenaga Penunjang Faskes kuota Pulau Jawa dan Bali saat ini telah terpenuhi. Sehingga kami di Badung belum dapat sama sekali," ucapnya.
Pihaknya mengatakan, menurut informasi yang didapat, para Nakes dan tenaga penunjang Faskes yang menikmati program staycation akan menginap di hotel selama tiga hari dua malam.
Di setiap rumah sakit harus dilakukan secara bergilir, mengingat rumah sakit tidak boleh kosong dari tenga medis.
"Jadi para nakes dan tenaga penunjang faskes yang nantinya ingin memanfaatkan program staycation agar melampirkan surat rekomendasi dari rumah sakit. Namun kami di Badung belum ada, coba di RS lain, mungkin ada sudah," ucapnya
Terkait jumlah nakes maupun penunjang faskes di Badung, dr Japa mengaku sampai di angka 1.000 orang.
Pasalnya dari 1.500 tenaga kesehatan dan penunjang nakes hampir 60 persen yang menangani pasien Covid-19 secara langsung.
Program staycation ini merupakan bagian dari program reaktivasi industri pariwisata melalui penyediaan akomodasi, fasilitas pendukung lainnya, serta sarana transportasi bagi tenaga kesehatan dan tenaga penunjang fasilitas kesehatan penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Ia menyebutkan, kegiatan reaktivasi ini diharapkan memiliki multiplier effect, yakni adanya kenaikan occupancy atau tingkat hunian hotel 40 persen.
Sehingga, hal ini bisa memberikan dampak mempekerjakan kembali karyawan yang telah dirumahkan, baik yang berasal dari industri perhotelan maupun moda transportasi darat.
Sementara itu, di Bangli program ini sudah beredar sejak beberapa bulan terakhir di kalangan nakes. Kendati demikian, program tersebut nampaknya tidak terlalu diminati.
Wadir Pelayanan RSU Bangli, dr I Made Naris Pujawan, Selasa 30 November 2021, mengatakan, pihaknya sudah mendapat informasi soal program staycation ini sejak tiga bulan lalu.
Informasi tersebut juga sudah ditawarkan ke grup, namun respon dari para nakes enggan untuk ambil bagian.
"Bahkan ketua Covid-nya (di RSU Bangli) enggan, dengan pertimbangan situasi pandemi yang terjadi. Ia beranggapan lebih baik di rumah, lebih dekat dengan keluarga. Karena tidak ada yang mau ambil, maka saya tidak follow up lagi," ungkapnya.
Naris mengaku sudah sempat diskusi dengan rumah sakit dari Kabupaten/Kota lain, dan diakui para nakes cukup antusias.
Sementara kondisi ini justru berbanding terbalik dengan nakes di Bangli.
Baca juga: 292 Nakes di Klungkung Ambil Kesempatan Menginap di Hotel Selama Sebulan
"Mungkin dalam persepsi saya, mereka (nakes) sudah cukup dengan mendapatkan insentif dan jasa pelayanan yang lancar, mereka sudah bersyukur. Jadi tawaran ke hotel (staycation) mereka ndak mau," imbuhnya.
Direktur RSU Bangli, I Nyoman Arsana mengatakan, alasan para nakes di RSU Bangli enggan ambil bagian staycation lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Terlebih ada pemberlakukan PPKM level 3 pada akhir tahun.
Terkait jika ada nakes mau ambil bagian, Arsana menyebut pihaknya terlebih dahulu akan melakukan analisa.
"Ya misalnya, apakah tenaganya kita perlukan, apakah tempatnya memadai dan ada pertanggungjawabannya, bagaimana penerapan prokesnya, dan sebagainya," sebut dia.
Di Klungkung, ada 292 tenaga kesehatan yang mengikuti program serupa sejak Oktober lalu.
Para tenaga kesehatan yang berkesempatan mengikuti program tersebut, yakni nakes yang bertugas di RSUD Klungkung.
"Kalau di Klungkung kami mendapat program eksisting. Kalau yang staycation, Klungkung tidak dapat kuota," jelas Dirut RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma, Selasa.
Ia menjelaskan, program eksisting merupakan penghargaan terhadap tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19, dengan memberikan kesempatan menginap selama sebulan di hotel di dalam negeri.
Sementara untuk staycation, merupakan program liburan di hotel dengan paket menginap 3 hari 2 malam, dan bisa mengajak pasangan atau keluarga.
"Prosedurnya kami mendaftarkan nakes di RSUD Klungkung yang berminat mengikuti program tersebut ke Kemenparekraft dan memilih hotel yang akan digunakan untuk menginap," jelasnya.
Khusus di Klungkung, hotel yang dituju oleh para nakes untuk menginap selama sebulan yakni di Hotel Windham Jivva, Lepang, Klungkung.
Pada Oktober ada 71 nakes yang mengikuti program menginap sebulan, November 130 orang nakes, dan Desember 91 orang untuk 15 hari. (gus/mer/mit)
Kumpulan Artikel Bali