Breaking News

Berita Denpasar

Patung Ratu Mas Melanting dan Sang Kala Tri Semaya, Jadi Ikon Baru Warga Denpasar

Jika melewati Jalan Gajah Mada, warga akan menemui tiga patung di kawasan tersebut yang kini menjadi ikon baru Kota Denpasar, Bali

Tribun Bali/Putu Supartika
Pemasangan patung Ratu Mas Melanting di depan Pasar Badung - Patung Ratu Mas Melanting dan Sang Kala Tri Semaya, Jadi Ikon Baru Warga Denpasar 

“Kenapa patung Ratu Mas Melanting? Karena patung ini diletakkan di titik nol perekonomian Kota Denpasar yakni Pasar Badung. Apalagi kita tahu bahwa Denpasar itu berarti di utara pasar, dimana Den artinya utara. Jadi pasar ini sangat penting bagi sektor perekonomian masyarakat,” tutur marmar.

Marmar ingin, patung ini menjadi ikon kemakmuran masyarakat di Kota Denpasar.

Ada pesan khusus yang ia angkat lewat patung ini, yakni terkait prinsip dalam dunia perdagangan maupun kehidupan yakni adil, jujur, dan bermutu.

“Sepanjang pembuatan patung ini saya banyak belajar tentang nilai keluhuran yakni adil, jujur dan bermutu,” katanya.

Dalam pembuatan patung ini, Marmar juga mengaku tidak menemukan banyak kendala.

“Meskipun ini patung pertama yang saya buat, namun tidak ada banyak kendala. Mungkin semesta sudah merestui,” katanya.

Dirinya pun mengaku banyak merasakan pengalaman spiritual dalam pengerjaan patung ini.

“Pengalaman spiritual banyak, banyak disadarkan dan diberikan kemudahan dan saya rasa ini bukan kebetulan. Semua adalah restu dari beliau,” katanya.

“Ini adalah pengalaman yang luar biasa ini magic banget, karena saya bisa menyelesaikan dengan baik tanpa ada pengalaman sebelumnya dalam membuat patung logam,” katanya.

Untuk diketahui, patung ini memiliki tinggi 4,5 meter, dan lebar 1,5 meter.

Sementara itu, patung bertema Sang Kala Tri Semaya mengapit jembatan Jalan Gajah Mada yang dibuat oleh seniman Denpasar I yakni Nyoman Gede Sentana Putra yang akrab disapa Kedux Garage.

Pemasangan patung ini dilaksanakan, Selasa 30 November 2021, pukul 22.30 Wita hingga Rabu pagi.

Dalam proses pemasangannya, untuk satu patung membutuhkan waktu kurang lebih dua jam hingga patung bisa berdiri dengan sempurna.

Pembuat patung ini, Kedux menuturkan, pembuatan patung ini bermula dari permintaan pembuat desain Kumbasari yakni Ketut Siandana.

Kedux diminta untuk merespon jembatan Gajah Mada dengan patung.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved