Berita Kesehatan

GEJALA Covid-19 Varian Omicron, Ini Bedanya dengan Varian Delta

Virus Corona varian Omicron yang pertama kali ditemukan di wilayah Afrika Selatan (Afsel) kini mulai mengkhawatirkan masyarakat dunia

Editor: Irma Budiarti
Pixabay
ILUSTRASI Covid-19 Varian Omicron. Virus Corona varian Omicron yang pertama kali ditemukan di wilayah Afrika Selatan (Afsel) kini mulai mengkhawatirkan masyarakat dunia. 

TRIBUN-BALI.COM - GEJALA Covid-19 Varian Omicron, Ini Bedanya dengan Varian Delta.

Virus Corona varian Omicron yang pertama kali ditemukan di wilayah Afrika Selatan (Afsel) kini mulai mengkhawatirkan masyarakat dunia.

Meski disebut lebih cepat menular, namun menurut seorang dokter yang pertama kali mendeteksi Covid-19 varian Omicron di Afsel, Angelique Coetzee mengatakan.

Sejauh ini pasien yang terinfeksi varian virus Corona tersebut hanya menunjukkan gejala ringan.

Selain itu, dilansir dari BBC melalui KOMPAS.com, Coetzee menambahkan, pasien yang terinfeksi virus Corona varian Omicron pun bisa dirawat di rumah.

Baca juga: Covid-19 Omicron Berpotensi Masuk Bali, Prof Mahardika: Cegah dengan Tutup Akses Internasional

"Keluhan yang disampaikan pasien (Omicron) biasanya adalah merasa sangat capek selama satu atau dua hari.

Gejala lainnya adalah sakit kepala, badan terasa sakit, dan tenggorokan serak," kata Coetzee.

"Mereka tidak batuk-batuk, tidak juga kehilangan indra penciuman maupun indra rasa," imbuhnya.

Coetzee menjelaskan, gejala infeksi varian Omicron pada tahap awal tak jauh berbeda dengan infeksi virus pada umumnya.

"Karena kami tak mendapati kasus (baru) Covid-19 dalam 8 hingga 10 pekan terakhir, kami memutuskan untuk melakukan tes," ucapnya.

Seperti yang terjadi pada 18 November 2021, klinik yang dikelola Coetzee menerima sejumlah pasien yang memperlihatkan gejala yang berbeda dari gejala sakit yang diakibatkan oleh virus Corona varian Delta.

Para pasien yang datang ke kliniknya itu mengeluh sangat lelah selama dua hari, sakit kepala, dan sakit di sekujur tubuh.

Coetzee pun menduga "ada sesuatu yang sedang terjadi" dan memutuskan untuk melaporkannya ke otoritas kesehatan di Afrika Selatan.

"Mungkin sudah menyebar di negara-negara lain" ujarnya. 

Pada 25 November 2021, setelah melakukan penelitian terhadap sampel laboratorium dari tanggal 14 hingga 16 November 2021, otoritas kesehatan di Afrika Selatan pun mengumumkan penemuan virus Corona varian baru.

Baca juga: Pemerintah Tambah 7 Hari Masa Karantina, Luhut: Butuh 1-2 Minggu Mengetahui Efek Vaksin ke Omicron

"Sebagian besar gejalanya sangat ringan dan tak ada yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Kami bisa merawat mereka di rumah.

Saya berbicara dengan rekan-rekan dokter dan mereka menyampaikan hal yang sama," kata Coetzee.

Dari pengalamannya sejauh ini, rata-rata pasien Omicron berusia di bawah 40 tahun.

Selain itu, hampir separuh pasien yang ditanganinya belum menerima vaksin Covid-19.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin 29 November 2021, Coetzee pun berpendapat.

Varian Omicron mungkin sudah menyebar ke negara-negara yang saat ini memberlakukan larangan perjalanan dari dan ke kawasan Afrika Selatan.

Menurutnya, varian baru ini sebelumnya tidak diperhatikan karena para dokter hanya fokus pada varian Delta.

"Karena memang mudah untuk tidak memperhatikannya.

Kami di Afrika Selatan bisa mendeteksinya karena tidak ada kasus (baru) dalam beberapa pekan terakhir.

Kalau masih ada kasus, mungkin kami juga gagal mendeteksinya," kata Coetzee.

Baca juga: Covid-19 Omicron Buat Pemerintah Ketatkan Kebijakan, Begini Tanggapan Pelaku Pariwisata di Bali

Kemunculan virus Corona varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan ini mendorong sejumlah negara mengambil tindakan cepat.

Inggris mulai memberlakukan larangan perjalanan dari negara-negara di kawasan Afrika bagian selatan.

Larangan ini mulai berlaku pada Jumat 26 November 2021, meskipun keputusan tersebut ditentang oleh pemerintah Afrika Selatan.

Sejak Jumat 26 November 2021, daftar negara yang melarang penerbangan dari dan ke Afrika Selatan terus bertambah.

Termasuk Amerika Serikat, beberapa negara Eropa dan Asia, termasuk juga Indonesia.

(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara, Muhamad Syahrial)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul  Tidak Kehilangan Indra Penciuman, Ini Gejala Covid-19 Varian Omicron

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved