Berita Badung

Kerap Terjadi Banjir di Wilayah Dewi Sri Kuta, PUPR Badung Sebut Perlu Normalisasi Tukad Mati

Setiap musim hujan wilayah Dewi Sri Kuta, Badung kerap terjadi banjir. Oleh sebab itu perlu dilakukan normalisasi sungai.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Agus Aryanta
Dinas PUPR Badung saat melakukan penyedotan air di wilayah banjir di Jalan Dewi Sri Kuta pada Senin 6 Desember 2021 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Setiap musim hujan wilayah Dewi Sri Kuta, Badung kerap terjadi banjir.

Genangan air pun susah sekali surut sebelum dilakukan penyedotan oleh pemerintah setempat.

Pemkab Badung melalui Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruangan (PUPR) Badung pun mengakui sampai saat ini belum bisa menyelesaikan masalah banjir tersebut.

Hal itu lantaran perlu dilakukan normalisasi sungai.

Kepala Dinas PUPR Badung IB Surya Suamba saat dikonfirmasi Selasa 7 November 2021 tidak menampik hal tersebut.

Baca juga: 6 Arti Mimpi Lintah, Waspada! Energi Negatif Sedang Mengelilingimu

Baca juga: Sepeda Motor Made Budiasih Digondol Maling di Tabanan, Harta Satu-Satunya Milik Keluarga Korban

Baca juga: Pegatwakan, Akhir dari Serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan Sebentar Lagi

Pihaknya mengaku untuk menyelesaikan masalah banjir perlu dilakukan normalisasi di tukad mati.

"Jadi kalau normalisasi yang dilaksanakan secara rutin, saya yakin 99 persen banjir di kawasan Dewi Sri dan sekitarnya akan tertangani," tegasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan adanya banjir di wilayah tersebut karena curah hujan yang cukup tinggi.

Bahkan air di sungai pun juga ikut tinggi mengingat volume sampah yang lumayan banyak.

Basarnas Bali lakukan evakuasi 5 warga yang tinggal di pinggiran Tukad Mati Legian.
Basarnas Bali lakukan evakuasi 5 warga yang tinggal di pinggiran Tukad Mati Legian. ((Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin))

"Curah hujan yang tinggi, sehingga terjadi banjir. Kita sadari normalisasi belum dilakukan maksimal sehingga permasalahan ini akan terus terjadi jika curah hujan yang sangat tinggi,"  tegasnya.

Kendati demikian pihaknya mengaku penanganan banjir pada Senin 6 Desember 2021 sudah langsung dilakukan.

Bahkan pihaknya menurunkan 10 pompa untuk menangani banjir tersebut.

"Sebenarnya di Jalan Dewi Sri itu terdapat pompa air yang bisa langsung memompa genangan genangan air. Namun karena tukad mati penuh sehingga air tetap meluap," ucapnya.

Baca juga: Diberhentikan sebagai PNS, Pelaku Pencabulan Anak di Klungkung Tetap Dapat Pensiunan

Baca juga: Spasojevic Garang Bersama Bali United dan Diincar Sejumlah Tim Asia, Agen GB: Dia Fokus di BU

Baca juga: Oknum Dosen Unsri Akui Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi di Laboratorium, Alasannya Khilaf

Lebih lanjut dirinya mengatakan dalam penanganan banjir di Jalan Dewi Sri dan beberapa titik lainnya pihaknya menurunkan 40 personel. Bahkan 10 pompa yang diturunkan pun akunya 6 pompa besar dan 4 pompa kecil.

"Jadi sekarang sudah mulai surut airnya. Bahkan petugas dari desa juga ikut memantau dan memastikan kondisi warga yang sebelumnya di evakuasi," jelasnya.

Birokrat asal Tabanan itu mengaku dalam mengantisipasi banjir parah terulang, dirinya akan merancang normalisasi rutin di Tukad Mati. "Saya yakin normalisasi ini bisa membawa solusi terkait masalah banjir. Semoga nanti bisa dilaksanakan rutin," tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved