Berita Badung

Pemkab Badung Sebut Perlu Anggaran Rp 80 M untuk Atasi Banjir di Wilayah Dewi Sri Kuta & Sekitarnya

Anggaran itu pun nantinya untuk melakukan normalisasi sungai dan pengadaan pompa, sehingga air bisa dibuang langsung ke pantai

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Ilustrasi pemasangan pompa penyedot banjir di kawasan dewi sri dan kartika plaza. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Banjir di wilayah Kuta tepatnya di Jalan Dewi Sri dan sekitarnya dipastikan bisa tertangani.

Hanya saja membutuhkan dana yang cukup besar yakni mencapai puluhan miliar.

Anggaran itu pun nantinya untuk melakukan normalisasi sungai dan pengadaan pompa, sehingga air bisa dibuang langsung ke pantai.

Bahkan normalisasi sungai dengan pengadaan pompa itu pun sudah dirancang oleh pemerintah kabupaten Badung, hanya saja sampai saat ini belum terealisasi.

Baca juga: Kerap Terjadi Banjir di Wilayah Dewi Sri Kuta, PUPR Badung Sebut Perlu Normalisasi Tukad Mati

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR) Badung IB Surya Suamba tak menampik hal tesebut.

Pihaknya mengaku normalisasi sungai di Tukad Mati sudah dirancang dari dulu, hanya saja belum terealisasi.

"Kalau normalisasi dengan penambahan pompa maka kami yakin permasalahan banjir di Kuta bisa diselesaikan,"  ujarnya saat dikonfirmasi Selasa 7 Desember 2021.

Pihaknya mengaku sudah merancang penanganan banjir tersebut. Bahkan ada 3 titik pencegahan atau implementasi pemasangan pompa yaitu di kawasan kartika plaza, kawasan jalan Dewi Sri, dan kawasan Jalan Arjuna Kecamatan Kuta.

Sesuai rancangan aplikasi pompa yang nantinya di pasang di kartika plasa akan bisa bekerja secara otomatis.

"Jadi pompa menggunakan aplikasi Pump Gate dengan pintu masuknya air, sehingga bisa menyala secara otomatis. Bahkan pompa yang digunakan khusus untuk pengendalian air yang tinggi," ucapnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan untuk yang di wilayah Kartika Plasa akan dialirkan menuju tukad mati. Begitu juga di wilayah jalan Dewi Sri, Kuta.

Kendati demikian pihaknya mengaku membutuhkan anggaran mencapai Rp 80 Miliar untuk merealisasikan rancangan tersebut.

"Kita sudah rancang, namun belum bisa jalan. Namun kedepan tetap akan kita rancang dan kita usulkan baik dari APBD maupun APBN," tegasnya.

Untuk saat ini, birokrat asal Tabanan itu mengaku hanya bisa melakukan penyedotan secara manual.

Baca juga: PHRI Badung Sebut Tingkat Hunian Hotel Saat Ini Capai 35 Persen

Hal itu dilakukan untuk menyurutkan genangan air bekas banjir di wilayah tersebut

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved