Berita Denpasar

Pegatwakan dan Piodalan Rambut Sedana Jatuh Pada Bulan Desember 2021, Berikut Ini Maknanya

Saat ini, tepat hari Senin, tanggal 13 Desember 2021, wuku telah berubah menjadi wuku Pahang.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Thinkstock via KOMPAS.com
Ilustrasi bulan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Saat ini, tepat hari Senin, tanggal 13 Desember 2021, wuku telah berubah menjadi wuku Pahang.

Saat wuku Pahang, umat Hindu mengenal hari suci Pegatwakan.

Yang diperingati setiap Rabu Kliwon Pahang. 

Baca juga: Berikut Ini Upacara Saat Wuku Kuningan di Bali

Baca juga: Makna Filosofi Ngarebuin Saat Rahinan Sugihan

Baca juga: RAMALAN 12 Zodiak Selasa 14 Desember 2021, Bisnis Taurus Berkembang, Leo Dapat Tekanan

Dalam lontar Sundarigama, dijelaskan bahwa Pegatwakan berarti terputusnya sabda.

Atau batas waktu berakhirnya pelaksanaan dyana semadi yang berkaitan dengan wuku Dungulan.

Yaitu hari raya Galungan. 

Baca juga: Pegatwakan, Akhir dari Serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan Sebentar Lagi

Pada hari itu juga dinamakan wkasing pralina atau puncak segala peniadaan.

Pendeta menggelar yoga semadi, menyatukan diri dengan sumber asalnya dulu.

Dengan mempersembahkan sesajen berupa pawitra dan canang wangi-wangian kepada para dewa. 

Serta sesajen sasayut dirgayusa satu buah, yang dilengkapi dengan panyeneng serta tatebus untuk dipersembahkan kepada Sang Hyang Tunggal.

Rabu Kliwon Pahang, jatuh pada tanggal 15 Desember 2021. 

Baca juga: Bhatara Mahadewa Semadi, Anggara Wuku Kulantir Berbarengan Kajeng Kliwon

Baca juga: Makna Rahinan Pegatwakan, Hari Suci yang Menandakan Berakhirnya Rangkaian Galungan dan Kuningan

Kemudian pada tanggal 18 Desember 2021, bertepatan dengan Purnama Kapitu.

Dalam lontar Sundarigama, disebutkan bahwa purnama adalah waktu terakhir paroh terang dan awal dari paroh gelap.

Oleh sebab itu purnama dianggap waktu sakral. 

Saat purnama diyakini Bhatara Parameswara, atau Sang Hyang Purusangkara bersama saktinya diiringi para dewa dan bidadari-bidadari serta roh leluhur melakukan yoga.

Di sisi lain pula, diyakini bahwa setiap purnama Dewa Bulan melakukan yoga. 

Oleh sebab itu, umat Hindu diharapkan membuat persembahan sesuai kemampuan untuk dipersembahkan pada saat purnama.

Terutama kepada Dewi Bulan.

Sesajennya adalah penek kuning, dengan lauk daging ayam putih siungan panggang, prayascita luih, dan reresik. 

Dilengkapi segehan agung satu tanding.

Upacara dilakukan di sanggah, ataupun di pura dan parhyangan.

Serta pada malam harinya, umat Hindu diharapkan melakukan yoga semadi. 

Usai wuku Pahang, maka akan memasuki wuku Merakih.

Pada wuku ini, terutama hari Jumat Umanis dikenal dengan hari suci pemujaan Bhatara Rambut Sedana.

Atau Sang Hyang Rambut Kapala.

Sesajennya adalah suci, daksina, pras ajuman, panyeneng, soda prani, putih kuning, canang lengawangi buratwangi, pasucian. 

Baca juga: Sesajen untuk Durga Bhucari Saat Kajeng Kliwon

Semua itu dipersembahkan di sanggah, dengan memuja Sang Hyang Rambut Sedana. Serta yang terpenting dipersembahkan di tempat beliau bersemayam.

Yaitu pada uang, harta benda, atau benda mulia seperti perak, emas, dan perunggu.

Untuk dipersembahkan kepada Sang Hyang Kamajaya.

Wuku merakih adalah wuku akhir di bulan Desember 2021

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved