Berita Denpasar
Basa Alus dan Kasar, Berikut Anggah Ungguh Bahasa Bali
Bahasa Bali adalah bahasa ibu Pulau Dewata, dan memang memiliki keunikan tersendiri. Hal ini dijelaskan oleh Ida Pedanda Nabe Gede Buruan
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
"Adapun keberadaan kata Alus Madia tidaklah banyak," ucap beliau.
Contoh kata Alus Madia, seperti tiang, ngajeng, ampun, nika.
Kata ini bisa dipakai untuk bertanya kepada orang yang belum dikenal.
Baca juga: Pemprov Bali Targetkan 35 Ribu Hingga 40 Ribu Anak Usia 6-11 Tahun Divaksinasi Covid-19 Per Harinya
Lalu ada kata Alus Mider adalah kata halus yang dapat digunakan untuk menghormati seseorang yang patut dihormati.
Kata ini dapat pula digunakan untuk berbicara santai kepada orang yang patut diajak berbicara santai.
"Kata Alus memiliki tiga ciri, yaitu dapat digunakan untuk menghormati, dapat digunakan untuk berbicara santai dan andap," sebut beliau.
Beberapa contoh kata Alus Mider adalah malih, miwah, polih, rawuh (rauh), pacang, dan masih banyak lagi.
Kata Alus Sor adalah kata yang dapat digunakan untuk merendahkan diri dalam konteks berbicara atau merendahkan orang lain dalam konteks berbicara.
Kata merendahkan ini, bermaksud bahwa berbicara untuk menghormati yang patut dihormati.
Sehingga diperlukan kata untuk menggambarkan diri lebih rendah dalam tatanan kata tersebut.
Baca juga: Manfaat Minum Air Lemon Hangat yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Mengurangi Gejala Pilek
Semisal berbicara dengan para sulinggih, atau pemimpin negara dan daerah, maka lawan bicaranya sudah tentu harus menghormati.
Dalam tatanan tersebut diperlukan kata yang lebih rendah bagi diri sendiri dan kata lebih tinggi bagi lawan bicaranya.
Beberapa contoh kata Alus Sor adalah mawasta, nunas, ipun, titiang, dan masih banyak lagi.
Selain kata Alus Mider, ada pula kata Mider yaitu kata yang rasa bahasanya netral.
Kata-kata Mider tidak memiliki rasa bahasa yang berbeda.