Berita Jembrana

Pembangunan Krematorium di Jembrana Rencananya Akan Dibangun di Desa Adat Pengeragoan

Kabupaten Jembrana akan segera memiliki sarana krematorium atau tempat kremasi

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Karsiani Putri
Istimewa
Bupati Jembrana saat menerima perwakilan Pihak Desa Adat Pengeragoan kemarin 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Kabupaten Jembrana akan segera memiliki sarana krematorium atau tempat kremasi bagi umat Hindu yang akan dibangun diatas tanah setra Desa Adat Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana.

Masyarakat desa adat Pengeragoan mengusulkan pembangunan krematorium yang berbasis desa adat, saat bertemu Bupati I Nengah Tamba, kemarin.

Sebelumnya sempat terjadi dinamika dikalangan masyarakat terkait rencana pembangunan krematorium di Kabupaten Jembrana.

Baca juga: Berkas Lengkap, Dua Tersangka Korupsi LPD Taman Sari Jembrana Segera Disidangkan

Baca juga: Polres Jembrana Gandeng Pecalang Dalam Pelaksanaan Operasi Lilin Agung 2021

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Natal & Tahun Baru Dalam Bahasa Inggris, Lengkap Dengan Terjemahannya

Ada pihak yang menolak dan mengganggap keberadaan krematorium belum dibutuhkan dan ada pihak yang setuju dan menginginkan adanya krematorium di Kabupaten Jembrana. 

Namun seiring waktu, kebutuhan krama yang semakin kompleks dalam beryadnya kedepan harus tetap dipertahankan dengan mengikuti perkembangan jaman.

Kebutuhan itu tentunya dengan tanpa mengurangi makna beryadnya, sehingga krematorium dianggap penting saat ini.

Baca juga: Tim Teknis Disdikpora Jembrana Turun ke SDN 3 Kaliakah, Hitung Ulang Biaya Perbaikan Plafon Ambrol

Baca juga: Diduga Kayu di Bagian Atap Lapuk, Plafon Ruang SDN 3 Kaliakah Jembrana Ambrol

Dari beberapa desa adat di kabupaten Jembrana yang mengusulkan krematorium, salah satunya desa adat Pengeragoan dinilai sudah siap dengan pembangunan krematorium.

Kesiapan tersebut dibuktikan dengan telah diselesaikannya tahapan - tahapan, mulai dari sosialisasi, pembuatan pararem hingga penentuan lokasi pembangunan krematorium.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyambut baik dengan rencana pembangunan krematorium oleh Desa Adat Pengeragoan.

Baca juga: Tiga Pejabat Eselon II Pemkab Jembrana Dilantik

Baca juga: Berkas Lengkap, Dua Tersangka Korupsi LPD Taman Sari Jembrana Segera Disidangkan

Hal itu sejalan dengan visi misi, yakni Atma Kerthi sebagai pilar adat dan budaya.

Dengan adanya krematorium menurutnya umat akan dimudahkan tidak perlu jauh lagi untuk kremasi.

“Kami sangat setuju. Dengan adanya krematorium di Jembrana masyarakat akan sangat terbantu. Sesuai dengan tujuan keberadaan krematorium untuk meringankan beban masyarakat dalam melangsungkan ritual ngaben. Jadi apabila ada umat yang ingin melaksanakan kremasi tidak perlu jauh lagi ke luar Jembrana," ucapnya Jumat 24 Desember 2021.

Namun, keberadaan krematorium di Desa Pengeragoan menurut Bupati tidak lepas dari pariwisata.

Mengingat Desa Pengeragoan berdampingan sebagai kawasan wisata, sehingga keberadaannya harus mendukung hal tersebut.

Tentu saja, langkah Desa Adat Pengeragoan untuk didepan mengawal pembangunan krematorium, apalagi rencana pembangunannya mandiri, murni menggunakan anggaran desa adat sangatlah baik. 

“Ini patut diapresiasi. Tapi kami ingatkan, kedepan jika sudah terwujud dan besar agar tetap konsisten membantu dan melayani umat. Jangan sampai ada perbedaan atau sesuatu yang dapat merusak apa yang telah dibangun," imbuhnya.

Baca juga: Kejari Jembrana Raih Predikat WBK, Target WBBM 2022

Baca juga: Berkas Lengkap, Dua Tersangka Korupsi LPD Taman Sari Jembrana Segera Disidangkan

Bendesa Adat Pengeragoan Made Sugiarta saat melakukan audensi dengan Bupati Jembrana menyampaikan, rencana pembangunan Krematorium tersebut sudah berdasarkan hasil diskusi Desa Adat Pengeragoan.

"Kedatangan kami disini untuk minta saran dan persetujuan dari Bapak Bupati terkait rencana pembangunan krematorium, dan astungkara Bapak Bupati menyetujui dan mendukung penuh," ucapnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan RAB yang telah dibuat, pembangunan krematorium diperkirakan menelan anggaran Rp1,4 milyar yang akan dibangun di setra adat setempat.

"Kita sudah dalam tahap pembangunan untuk palinggih prajapati, tembok panyengker keliling, wantilan, tempat pemuhunan, toilet, bale pemiosan dan tempat sampah yang menggunakan anggaran Rp500 juta murni dari dari dana desa adat. Pembangunan dilakukan bertahap, sambil menunggu hal itu, kami juga ajukan proposal ke Bapak Bupati. Kedepan apabila krematorium sudah dibangun akan dikelola oleh desa adat dan menjadi salah satu unit Bupda (Bagan Usaha Praduwen Desa)," pungkasnya. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved