Berita Jembrana

Buka Hari Lapang Tani, Wabup Ipat Sebut Kakao Penopang Ekonomi Jembrana di Masa Pandemi

Wabup  Patriana ( Ipat)  menyebut  hari lapang tani mampu dijadikan momentum bagi kalangan tani dan generasi muda untuk lebih bergairah dalam budidaya

Editor: Noviana Windri
ist
Buka Hari Lapang Tani, Wabup Ipat sebut Kakao Penopang ekonomi Jembrana di Masa Pandemi 

TRIBUN-BALI.COM - Wakil bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna  membuka Hari lapang tani yang dihadiri  puluhan kelompok subak abian di kabupaten Jembrana, bertempat di Demplot Subak Abian Pala Werdi, Banjar Rangdu Poh Santen Mendoyo, Rabu (5/1).

Kesempatan itu, Wabup  Patriana ( Ipat)  menyebut  hari lapang tani mampu dijadikan momentum bagi kalangan tani dan generasi muda untuk lebih bergairah dalam budidaya disektor pertanian.

"Saat ini kabupaten Jembrana yang nota bene  daerah agraris dan masyarakatnya sebaian besar bergelut di sektor pertanian. Untuk itu  harap lebih bergairah bertani khususnya budidaya tanaman kakao," kata Wabup Ipat.

Lebih jauh, Ipat juga menjelaskan dimasa pandemi Covid-19 berbagai daerah mengalami berbagai kesulitan.

Namun sektor pertanian dan perkebunan Jembrana masih tetap bertahan .

Baca juga: Tahun Ini, Sayap Utara Pasar Kidul Bangli Akan Dibongkar

Baca juga: Tambah PAD, Dewan Bali Sarankan Aset Pemprov Dikelola Pemkab dan Pemkot

Baca juga: DAFTAR HARGA TIKET Moto GP 2022 di Sirkuit Mandalika, Mulai Dijual Pada 6 Januari 2022

Salah satunya adalah produksi disektor pertanian masih kuat seperti komoditas kakao sendiri.

Wabup Ipat berharap para petani kakao mampu berinovasi sehingga akan dapat menambah pengasilan.

"Memang kita ( Jembrana) akui produksi  kakao masih sangat kecil namun secara umum di Indonesia kakao menempati posisi keenam dunia. Saya harapkan kepada para petani kakao di Jembrana ini untuk melakukan inovasi inovasi baru khususnya dengan melakukan prosesing biji kakao fermentasi. Dengan cara ini selain biji kakao Jembrana dapat bersaing di pasar dunia secara ekonomi . Juga saya yakinkan akan menambah pendapatan baik kepada para petani itu sendiri juga berkontribusi bagi pendapatan negara," pungkasnya.

Sementara IGA Agung Widiastuti  yayasan kalimajari selaku inisiator acara  menyebut Kualitas Kakao Jembrana telah diakui sebagai komoditi berkualitas bagus di Indonesia.

Pasalnya, produksi biji kakao Jembrana dilakukan melalui fermentasi.

Selain itu juga para petani kakao dalam pembudidayaannya telah mempraktekkan  pola dan sistem ramah lingkungan .

Lebih lanjut, Widiastuti menyebut dari kuantitas memang produksi cokelat / kakao Jembrana  masih sangat kecil jika dibandingkan provinsi se-Indonesia.

Namun yang dikedepankan adalah  kualitas  produksi dengan metode fermentasi .

Ditambahkannya, dengan implementasi produksi kakao fermentasi di Jembrana, mampu menyetarakan diri dengan produksi kakao dunia.

Baca juga: HASIL LIGA 1: Tanpa Carlos Fortes, Arema FC Sulit Jebol Gawang Persikabo 1973 di Babak Pertama

Baca juga: Puluhan Hektar Pohon Cabai di Karangasem Terserang Virus Layu Fusarium dan Antraknosa

Kalah Diproduksi, Kualitas Kakao Fermentasi Jembrana Diakui Dunia

"Pola fermentasi yang kita terapkan di bali khususnya di kabupaten jembrana menjadikan kebanggaan para petani budidaya di bali lantaran produksi kita (Bali) mampu bersaing di pasar dunia khususnya pasar amerika ,"  ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved