Berita Denpasar

Sebelum Tahun 818 Saka Topeng Sudah Ada di Bali 

Tak hanya ditarikan, topeng juga dikenal sebagai sesuatu yang sakral dan disucikan khususnya jika berada di area pura dan disungsung oleh umat Hindu

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Komang Mega memegang topeng Gajah Mada. 

Beberapa kayu yang dipilih seperti kayu pule, kayu Kepuh, dan kepah serta lain sebagainya.

Sebelum memotong kayu pun, ia akan menghaturkan canang atau upakara lainnya untuk minta izin.

Apalagi jika kayunya diambil di tempat yang tenget dan di area pura.

Maka harus meminta izin sekala-niskala untuk menebang kayu tersebut. 

"Kebetulan saya memang sudah sejak kecil, melihat ayah saya (Wayan Muka), membuat topeng," katanya.

Sehingga telah menjadi keseharian Komang Mega, berada di lingkungan tersebut.

Namun ia pun sempat bekerja di sebuah kantor notaris.

Hingga sampai mendiang sang ayah, memintanya kembali ke rumah dan meneruskan warisan keluarga untuk membuat topeng. 

Saat ini Komang Mega, bisa membuat berbagai jenis topeng.

Mulai dari topeng patapakan seperti Ratu Gede Mas Mecaling, topeng barong, rangda, bebondresan, hingga topeng Nuh ala Jepang.

Ia pun mendapatkan pesanan tidak hanya dari Bali saja.

Ada banyak pesanan dari luar Bali, bahkan luar negeri.

Baca juga: Mengenal Komang Mega, Seniman Pembuat Topeng Sejak Usia Dini, Karyanya Digemari Pasar Luar Negeri

Baca juga: Pantangan untuk Seniman Pembuat Topeng Sesuhunan, Berikut Kisahnya

Topengnya pun diminati banyak kalangan, hingga pejabat tinggi seperti Megawati Soekarnoputri, hingga Sukmawati Soekarnoputri.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved