Berita Denpasar

Sebelum Tahun 818 Saka Topeng Sudah Ada di Bali 

Tak hanya ditarikan, topeng juga dikenal sebagai sesuatu yang sakral dan disucikan khususnya jika berada di area pura dan disungsung oleh umat Hindu

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Komang Mega memegang topeng Gajah Mada. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Topeng adalah warisan seni budaya yang sudah ada sejak lama di Bali.

Tak hanya ditarikan, topeng juga dikenal sebagai sesuatu yang sakral dan disucikan khususnya jika berada di area pura dan disungsung oleh umat Hindu di Pulau Dewata. 

Dalam prasasti Bebetin, yang berangka tahun 818 Saka, dan yang berangka 894 Saka ada yang menyebutkan kata 'patapukan'.

Kata ini menurut salah seorang penari topeng, yakni i Made Kanta.

Kemungkinan besar kata topeng berasal dari kata tapuk.

Yang kemudian menjadi pertapukan. 

Baca juga: Hukum Karma Hingga Anak Cucu, Ini Penjelasannya Dalam Hindu Bali

Baca juga: Dialog Virtual Dharma Panuntun, Bahas Filosofi Air Bagi Kehidupan Hindu Bali

Baca juga: Purnama Sebentar Lagi, Pahami Makna dan Sarana Upakaranya Dalam Hindu Bali 

Dari kata tapuk, kemudian lama-lama menjadi topeng, tameng, atau tamiang.

Disimpulkan dari beberapa penemuan, bahwa topeng di Bali telah ada sejak sebelum 818 Saka.

Membuat topeng bukanlah perkara mudah karena membutuhkan ketrampilan khusus. 

Salah satu seniman muda bernama Komang Mega, mengaku bahwa membuat topeng yang bagus dan awet membutuhkan ketrampilan yang tidak biasa.

Prosesnya pun terbilang cukup panjang dan memakan waktu.

"Pekerjaan membuat topeng membutuhkan konsentrasi, kesabaran, dan ketelitian," katanya kepada Tribun Bali, dalam program Bali Sekala-Niskala. 

Baca juga: Seniman Ubud Dapat Pesanan Buat Topeng Gajah Mada, Untuk Diberikan kepada Prabowo Subianto

Baca juga: KISAH Mistis Topeng Kayu Wanita Meminta Topeng Sidakarya

Topeng pun dibedakan lagi, ada topeng hiburan atau yang bersifat profan dan ada pula topeng yang sakral dan disucikan.

Pembuatan topeng melalui proses, mulai dari pemilihan kayu yang bagus dan melihat jenis kayu serta lokasinya.

"Jangan sampai kayu itu basah agar nanti tidak cepat busuk atau rusak," katanya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved