Berita Nasional
Penyebab Minyak Goreng Rp 14.000 Susah Dicari di Pasaran, Ini Penjelasan Kemendag
pihaknya dalam hal ini Kementerian Perdagangan telah menyuruh pihak produsen minyak goreng untuk terus menggenjot produksinya.
TRIBUN-BALI.COM - Meski pemerintah telah menggelontorkan minyak goreng satu harga yang dibanderol Rp 14.000 per liter, pada kenyataannya di pasaran tetap langka.
Para ibu-ibu masih kerepotan mencari-cari minyak goreng murah yang dijual di ritel modern, padahal program minyak goreng satu harga ini sudah berlangsung sejak seminggu lalu.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono mengatakan, langkanya minyak goreng Rp 14.000 per liter di pasar lantaran adanya panic buying dari masyarakat.
"Kan sekarang orang masih pada panic buying. Lihat aja meskipun pembeliannya sudah dibatasi 2 pouch per orang tapi ada aja yang keluarga lain yang disuruh untuk membeli padahal masih satu keluarga, jadi satu keluarga itu bisa beli minyak goreng sampai 10 liter," ujar Veri saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/1/2022).
Hal inilah menurut dia, yang menyebabkan berapa banyak pun pihak ritel menjual minyak goreng di tokonya tetap akan habis.
Baca juga: Promo Superindo TERBARU 29-31 Januari 2022, Minyak Goreng 1L Rp14.000, Popok, Kopi, Sosis Diskon 50%
Baca juga: Promo Indomaret TERBARU 29-31 Januari 2022, Filma Margarin Rp4.900, Minyak Goreng Diskon Rp7.500
Baca juga: IRT di Denpasar Keluhkan Minyak Goreng Subsidi Langka, Komisi VI Nyoman Parta Sentil Kemendag
Veri juga mengatakan, sebenarnya secara hitung-hitungan pihak produsen minyak goreng sudah sangat cukup dalam memproduksi dan mengedarkan minyak goreng.
Hanya saja menurut dia, karena adanya panic buying tersebut, stok minyak goreng tetap terasa kurang.
"Misalnya, produsen sudah merencanakan jumlah produksi minyak gorengnya 1.000 liter untuk 1 bulan, terus karena ada kepanikan tadi, orang membeli yang dikira bakal cukup tapi ternyata tidak. Jadi terasa stoknya yang berkurang padahal tidak," jelas Veri.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya dalam hal ini Kementerian Perdagangan telah menyuruh pihak produsen minyak goreng untuk terus menggenjot produksinya.
"Pak Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (DJPN) kita, pak Oke, sudah memanggil mereka (produsen) biar hasil produksinya terus digenjot," kata Veri.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia Master Parulian Tumanggor mengatakan, pihaknya yang ditunjuk sebagai salah satu produsen minyak goreng untuk program minyak goreng satu harga, mengaku sudah melakukan instruksi yang diminta oleh pemerintah.
Bahkan, pihaknya telah memproduksi jumlah minyak goreng untuk program tersebut melebihi permintaan pemerintah.
"Saya enggak bisa ngasih datanya harus dicek satu-satu tapi yang pasti Wilmar memproduksi minyak goreng untuk program tersebut di atas dari jumlah yang diminta. Cek saja di lapangan, stok ada," kata Master Parulian.
Master juga menilai, penyebab minimnya minyak goreng di ritel lantaran masih banyaknya konsumennya yang panic buying.
Baca juga: IRT di Denpasar Keluhkan Minyak Goreng Subsidi Langka, Komisi VI Nyoman Parta Sentil Kemendag
Baca juga: Promo Alfamart TERBARU 29-31 Januari 2022, Snack, Minyak Goreng Diskon 50%, Popok Cashback Rp20.000
"Mereka berfikir program ini sebentar jadi beli barang (minyak) langsung yang banyak untuk stok yang lama. Jadi dirasa stoknya yang minim, padahal tidak begitu," ungkap Master.