Berita Buleleng
Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Usulkan Pemangkasan Masa Isoter Menjadi Lima Hari
Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng saat ini tengah mengusulkan kepada Pemprov Bali agar masa isolasi di tempat terpusat dapat dipangkas.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng saat ini tengah mengusulkan kepada Pemprov Bali agar masa isolasi di tempat terpusat dapat dipangkas.
Dari yang semula selama 10 hari, menjadi 5 hari dengan hasil rapid tes negatif.
Ditemui Rabu (2/2) Sekda sekaligus Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, jika melihat peraturan protokol kesehatan, isolasi di tempat terpusat memang dilakukan selama 10 hari.
Namun, mengingat dari kasus terkonfirmasi ini, gejala yang dialami rata-rata cukup ringan, maka pihaknya mengusulkan kepada Satgas Bali agar masa isolasi di tempat terpusat, dipangkas menjadi lima hari dengan hasil rapid tes negatif.
Baca juga: 17 Pelamar Lelang Jabatan OPD di Buleleng Dinyatakan Lolos Administrasi
Baca juga: Kasus Melonjak, RSUD Buleleng Tambah Dua Ruang Perawatan Covid
Baca juga: Ramalan Imlek 2022 di TITD Ling Gwan Kiong Buleleng, Dapat Jawaban Ciam Si Nomor 18, Ini Artinya
Selanjutnya, pasien dapat menjalani isolasi tambahan secara mandiri di rumah selama 5 hari.
Dengan adanya pemangkasan masa isolasi di tempat terpusat ini, isoter baik yang disediakan di Asrama Undiksha Desa Jinengdalem, dan di Rusun Prajurit Kompi Senapan C Infanteri Raider 900/SBW tidak overload.
"Jadi kalau hanya 5 hari bisa keluar, isoter bisa diisi dengan pasien yang baru. Saya pikir masyarakat juga sudah mulai paham, tidak seperti dulu lagi panik. Karena ini gejala global dan sudah punya pengalaman. Sudah sama-sama paham Covid itu ternyata seperti ini," jelasnya.
Suyasa pun menyebut, pemerintah memang telah memprediksi pada bulan Februari ini akan terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Apabila dari dua isoter yang disediakan mengalami overload, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala SMK Bali Mandara untuk menjadikan asrama siswa sebagai tempat isoter kembali.
"Kalau Bali Mandara dibuka lagi jadi isoter, siswanya belajar daring. Ini kalau kasus melonjak seperti tahun lalu. Kami tentu harus minta izin juga ke provinsi selaku pemilik aset," terangnya.
Baca juga: Ini Gejala Ringan, Sedang Hingga Berat Apabila Terpapar Varian Omicron
Baca juga: Kenali Gejala Omicron Pada Orang yang Telah Divaksin
Baca juga: 7 Tempat yang Berpotensi Menjadi Pusat Penularan Varian Omicron, Salah Satunya Pusat Perbelanjaan
Menurut data yang berhasil dihimpun dari Bidang Data dan Informasi Satgas Covid-19 Buleleng, jumlah pasien OTG GR yang saat ini menjalani isolasi di Asrama Undiksha per Rabu (2/2) mencapai 87 orang, dari total kapasitas yang dimiliki 86 bed.
Sementara di Rusun Kompi C saat ini mencapai 61 orang, dari total kapasitas yang dimiliki 200 bed.
(*)