Kesadaran Kosmik, Belajar Menjalani Hidup dari Sebatang Pohon

Ia berharap waktu yang telah berlalu, mampu menjadi pelajaran bagi setiap orang. Dan mampu mendewasakan semuanya.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
NET
Ilustrasi Pohon 

Ia memilih menikmati hidupnya  dengan melambai riang saat terkena tiupan angin," sebut dosen UHN ini.

Mencari makan  dengan memperkuat cengkraman akarnya ke dalam tanah.

Agar mampu bertahan dari kuatnya sapuan angin, sang pohon memilih memperbesar batangnya.

Dengan kecerdasannya ia menarik kehangatan dengan memperlebar dahannya.

Ia melindungi dirinya dengan memperbanyak daunnya untuk menghadapi ujian hidup dari panasnya terik matahari.

"Ia tidak menghukum dan melemahkan dirinya. Namun sebaliknya, Ia sadar dunia ini bukanlah tempat bagi mereka yang lemah.

Meski tak mampu berbicara, namun ia tak kecewa dan tetap memilih bertumbuh semakin dewasa dalam menjalani proses hidupnya," imbuh GMH.

Untuk itu, bagi seluruh makhluk hidup yang dikasihi Tuhan, sudah selayaknya bersyukur dan belajar dari pohon. Bahkan pohon atau tumbuhan hanya Eka Pramana. Berbeda dengan manusia yang merupakan makhluk hidup dengan Tri Pramana.

Ahli Hipnoterapi ini, mengingatkan bahwa manusia saat dilahirkan sangatlah lemah lalu bertumbuh menjadi anak - anak, dan remaja sampai menjadi dewasa menuju tua.

"Pastilah banyak peristiwa yang harus dilalui. Jika boleh memilih maka semua manusia memilih hidup bahagia. Namun kenyataannya ada takdir bermain dalam dibsetiap kehidupan," ucapnya.

Baca juga: Ubah Nasib dengan Aktivasi Aura Emas Ala GMH

Ada proses senang dan susah, baik dan buruk, benar dan salah, bahagia dan derita.

"Sehebat - hebatnya kita berencana tetaplah kehendak Tuhan yang akan terjadi," tegasnya.

Namun dibalik semua itu, manusia tetaplah harus tunduk pada hukum sebab akibat.

Maka jika ingin menjadi benar jangan berbuat kesalahan. Jika ingin menjadi baik, jangan merencanakan keburukan dan jika tidak ingin hidup menderita rencanakan hidup yang bahagia dengan bekerja keras dan menggunakan pikiran secara cerdas.

"Kegagalan hanyalah sebuah proses menuju keberhasilan. Dengan cepat bangun setelah terjatuh akan mempercepat perputaran datangnya keberhasilan," sebutnya.

Hari ini tersingkap satu rahasia semesta bahwa air mata tidak pernah menyelesaikan dan mengakhiri masalah, hari ini juga terungkap satu rahasia lainnya bahwa hidup belumlah dapat disimpulkan telah bahagia atau menderita. Hidup masih berjalan segalanya  bisa berubah dengan cepat. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved