Berita Buleleng
Masyarakat Buleleng Dinilai Masih Miliki Minat Baca, Namun Justru Kesulitan Dalam Memperoleh Buku
Masyarakat Buleleng dinilai saat ini masih memiliki minat baca maupun menulis.Hanya saja yang menjadi kendala saat ini kurangnya buku yang dapat
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Masyarakat Buleleng dinilai saat ini masih memiliki minat baca maupun menulis.
Hanya saja yang menjadi kendala saat ini kurangnya buku yang dapat diperoleh masyarakat.
Hal tersebut terungkap saat Perpustakaan Nasional RI bersama Duta Baca Indonesia Gol A Gong saat menggelar talkshow dan pelatihan kepenulisan di Gedung Wanita Laksmi Graha Buleleng, Jumat (11/2).
Baca juga: Pemkab Buleleng Usulkan Empat Ranperda di Masa Sidang II 2021-2022
Baca juga: Disdikpora Buleleng Terima DAK Rp 45 Miliar untuk Rehab hingga Pembangunan Fisik Sekolah
Baca juga: TANGGAPAN Eks Pengacara Adam Deni Soal Uang Rp 15 M Terkait Kasus Jerinx SID untuk Damai
Baca juga: LOKASI Bandara Ngurah Rai Rawan Bencana Gempa Bumi & Tsunami, Begini Tanggapan Angkasa Pura I
Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional RI Deny Junaedi mengatakan, berdasarkan survei yang dilakukan pada 2019 hingga 2021, minat baca masyarakat Indonesia mulai mengalami kenaikan.
Hanya saja, yang mengalami kendala saat ini ialah terbatasnya buku yang dapat diakses oleh masyarakat.
Untuk itu, pihaknya pun kata Deny telah memiliki program membantu penulis menerbitkan buku lewat perpusnas press.
Selain itu pihaknya juga memiliki program membantu daerah lewat DAK Fisik untuk membangun gedung perpustakaan, dan membantu pemenuhan koleksi-koleksi buku di perpustakaan.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng Duta Baca Indonesia Gol A Gong agar dapat menularkan kegemarannya berliterasi kepada masyarakat.
Salah satunya dengan berkeliling ke beberapa daerah mulai Jawa, Bali, NTB dan NTT, Maluku hingga Papua.
Setiap berkeliling ke satu daerah, duta baca tersebut ditargetkan mampu menerbitkan satu buku.
Baca juga: Kejaksaan Agung Cek Lahan Duwen Pura Desa Adat Kubutambahan Buleleng
Baca juga: Laporan Adanya Mafia Tanah di Kubutambahan Buleleng Ditangani Kejaksaan Agung
"Berdasarkan hasil survei, satu buku itu bisa ditunggui sampai 90 orang. Padahal Unesco mengatakan satu orang itu setidaknya memiliki 3 buku. Untuk itu kami membantu para penulis untuk menerbitkan bukunya lewat perpusnas press. Kalau tulisannya layak, kami punya editor agar tulisannya bisa diterbitkan. Duta baca akan terus melakukan sharing untuk menumbuhkan minat baca dan menulis masyarakat, dibarengi dengan tumbuhnya perbukuan baik yang tercetak atau elektronik," jelasnya.
Senada dengan Deny Junaedi, Kepala Dinas Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng I Ketut Suweca juga menyebut jika masyarakat Buleleng masih memiliki minat untuk membaca.
Namun yang menjadi kendala saat ini ialah kurangnya akses masyarakat dalam memperoleh buku.
Untuk itu pihaknya mengerahkan mobil perpustakaan keliling yang bisa masuk ke desa-desa dan sekolah.
Baca juga: TANGGAPAN Eks Pengacara Adam Deni Soal Uang Rp 15 M Terkait Kasus Jerinx SID untuk Damai
Baca juga: LOKASI Bandara Ngurah Rai Rawan Bencana Gempa Bumi & Tsunami, Begini Tanggapan Angkasa Pura I
"Untuk pemenuhan buku, desa sebenarnya bisa menggunakan sumber anggarannya untuk pemenuhan buku di perpustakaan desa. Sekolah-sekolah juga bisa menggunakan dana BOS. Pengelola perpustakaan juga tidak cukup hanya duduk manis saja. Berikan pelayanan yang nyaman, dekatkan buku ke masyarakat," terangnya.
(*)