Berita Buleleng
Dituding Meninggalkan Bayi Kembarnya, Perempuan Asal Buleleng Sari Dewi Angkat Bicara
Setelah beberapa hari kemudian, tepatnya pada 29 Desember 2021 lalu, Sari Dewi memutuskan untuk kembali ke rumah suaminya
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Luh Merta Sari Dewi (28) tampak tak kuasa menahan kesedihan atas tudingan yang beredar di sosial media.
Ibu dari bayi kembar asal Banjar Dinas Lebah Pupuan, Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng itu menegaskan jika dirinya tidak memiliki niat untuk meninggalkan darah dagingnya sendiri.
Ditemui di Kantor Perbekel Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng, Minggu (13/2/2022) Sari Dewi membenarkan jika bayi kembar yang ia lahirkan pada 12 Desember lalu itu, sempat ia serahkan kepada suaminya.
Hal itu ia lakukan agar sang suami dapat meluangkan waktunya untuk merawat kedua bayi tersebut.
Baca juga: Progres Pembangunan Bendungan Tamblang Buleleng Sudah 69 Persen, Targat Rampung Oktober 2022
Dengan demikian, permasalahan dalam rumah tangganya diharapkan dapat terselesaikan.
Bayi kembar itu diserahkan oleh Sari Dewi tiga hari setelah dilahirkan.
Sementara Sari Dewi memutuskan untuk pulang ke rumah bajangnya di Dusun Dangin Yeh, Desa Giri Emas untuk menenangkan diri.
Setelah beberapa hari kemudian, tepatnya pada 29 Desember 2021 lalu, Sari Dewi memutuskan untuk kembali ke rumah suaminya.
Ia berharap agar bayi kembar itu dapat diasuh oleh dirinya, di rumah bajang.
Namun Sari Dewi menyebut, keinginannya itu ditolak oleh sang suami.
Dengan berat hati, Sari Dewi pun kembali pulang ke rumah bajangnya, tanpa bayi kembar di sisinya.
Selanjutnya, pada 3 Februari lalu, tepatnya saat mengetahui jika suaminya telah tewas bunuh diri, Sari Dewi kembali mendatangi kediaman suminya di Desa Tegalinggah.
Ia kembali mengutarakan keinginannya untuk mengasuh sang buah hati di rumah bajang. Mengingat bayi kembar itu masih membutuhkan ASI. Namun lagi-lagi Sari Dewi menyebut keinginannya itu ditolak oleh keluarga suaminya.
"Bahkan kemarin (Sabtu siang,red) saya kembali datang ke rumah suami, dan meminta izin agar bayi kembar ini bisa saya asuh. Tapi tetap tidak diizinkan oleh keluarga suami saya. Sampai beredar di sosial media, bahwa saya dituding telah meninggalkan bayi saya sendiri.
Baca juga: Kisah Pilu Bayi Kembar di Buleleng, Ibu Pergi, Ayah Tewas, Kini Sakit Paru
Padahal saya sudah tiga kali berusaha agar bayi kembar ini bisa saya asuh. Saya sampai minta Perbekel untuk memediasi, tapi anak saya tetap tidak bisa saya asuh," jelasnya menahan tangis.
Sari Dewi pun tidak menampik, sejak bayi kembar berjenis kelamin laki-laki itu masih berusia satu bulan di dalam kandungan, rumah tangganya dengan sang suami telah retak.
Ia bahkan sempat berniat untuk menggugat cerai. Namun hal itu urung ia lakukan, lantaran masih mengandung bayi kembar tersebut.
"Kami sudah pisah ranjang sejak November 2021 lalu. Saya melahirkan sendiri. Masalahnya apa, saya tidak perlu membeberkan, karena ini masalah pribadi, masalah rumah tangga saya," ucapnya.
Kini Sari Dewi menyebut, telah meminta bantuan pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Buleleng.
Ia berharap P2TP2A dapat membantu dirinya untuk dapat mengasuh bayi kembar itu, minimal hingga dewasa.
"Kalau tetap tidak diizinkan, saya akan menempuh jalur hukum," katanya.
Sementara Ketua Harian P2TP2A Buleleng, Made Riko Wibawa mengatakan, pihaknya telah mendengar informasi dari Sari Dewi terkait masalah rumah tangganya.
Namun demikian, Riko mengaku tidak dapat hanya mendengarkan informasi dari satu pihak.
Pada Senin (14/2/2022) pihaknya berencana akan menggali keterangan dari keluarga suaminya.
Baca juga: Kisah Bayi Kembar Asal Desa Tegallinggah Buleleng, Ditinggal Ibu, Ayah Bunuh Diri
Riko juga menyebut, Sari Dewi bersama almarhum suaminya memang belum sah bercerai. Hak asuh pun kata Riko, semestinya berada di ibunya (Sari Dewi,red).
Ini agar tumbuh kembang dari bayi kembar tersebut lebih baik.
"Kami akan memberikan pemahaman kepada keluarga suaminya, terkait pengasuhan anak," tutupnya.
Sakit Paru
Sebelumnya diberitakan Tribun Bali, kisah memilukan datang dari bayi kembar di Kabupaten Buleleng Bali ini.
Di usia mereka yang masih sangat kecil, sudah ditinggalkan kedua orangtuanya.
Ibunya pergi meninggalkan mereka, sedangkan sang ayah tewas mengakhiri hidup.
Tak hanya itu, diketahui salah satu dari anak kembar malang itu menderita sakit paru-paru.
Setiap anak pasti ingin terlahir dari keluarga yang bahagia.
Namun hal tersebut tidak dapat dirasakan oleh dua bayi kembar asal Banjar Dinas Lebah Pupuan, Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Kondisi dua bayi kembar ini viral di sosial media, lantaran ditinggal oleh ibunya.
Sementara ayahnya, baru saja tewas nekat mengakhiri hidup.
Dua bayi malang berjenis kelamin laki-laki itu kini dirawat oleh neneknya bernama Luh Yasmini, serta buyutnya bernama Ketut Kerti.
Di usianya yang sudah renta, kedua wanita itu harus menguatkan raganya, untuk merawat kedua bayi malang tersebut.
Jika cucunya menangis, keduanya bergantian membuatkan susu, lalu menggendongnya agar tertidur.
Ditemui di kediamannya, Sabtu 12 Februari 2022, Luh Yasmini menuturkan, bayi tersebut merupakan buah hati dari anak pertamanya bernama Gede ES (28) bersama istrinya Luh MSD (28).
Bayi kembar itu dilahirkan 12 Desember 2021, secara cesar di RS Kertha Usada Singaraja.
Saat dilahirkan kedua bayi memiliki berat badan yang berbeda.
Ada yang hanya 2,1 kg, sementara yang satu lagi 2,4 kg.
Tiga hari setelah dilahirkan, kedua bayi itu langsung diserahkan oleh MSD kepada Luh Yasmini.
Sang ibu memutuskan untuk pulang ke rumah bajangnya yang terletak di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, karena memiliki permasalahan di dalam rumah tangganya.
"MSD pulang ke rumah bajang dengan mengajak anak pertama dan anak keduanya.
Sementara anaknya yang kembar ini diminta untuk kami yang merawat.
Karena ini cucu saya sendiri, jadi saya terima saja," ucapnya.
Luh Yasmini tidak menampik, rumah tangga Suandana bersama istrinya memang sudah retak sejak beberapa bulan lalu.
Hingga pada November 2021, keduanya memutuskan untuk pisah ranjang.
Cobaan bertubi-tubi pun dirasakan oleh Luh Yasmini.
Pada Kamis 3 Februari 2022 siang, ia mendapatkan kabar jika Suandana yang merupakan ayah dari kedua bayi kembar itu telah meninggal dunia.
Suandana ditemukan tewas di rumah kontrakannya yang terletak di Banjar Dinas Celuk Buluh, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng dengan cara gantung diri menggunakan kain berwarna biru.
Luh Yasmini mengaku tidak tahu mengapa anaknya itu nekat mengakhiri hidup, dan tidak ada surat wasiat yang ditinggalkan.
Jenazah Suandana telah diupacarai mekingsan ring geni, Sabtu 5 Februari 2022.
"Anak saya (almarhum Gede ES, red) sebelumnya kerja sebagai tenaga terapis di Irak.
Dia pulang dua tahun lalu karena Covid-19.
Rencananya dia mau berangkat lagi ke Jepang bersama istrinya, sudah bayar sekitar Rp 60 juta.
Tapi karena istrinya hamil kembar, mereka batal ke Jepang," jelasnya.
Luh Yasmini pun kini berharap ada uluran tangan para donatur, untuk membantu membiayai perawatan kedua bayi tersebut.
Pasalnya, salah satu dari bayi itu mengalami gangguan pada paru-parunya.
"Saya sudah ke dokter dua kali, katanya ada lendir di paru-parunya.
Saat ini sudah ada beberapa donatur yang membantu. Ada yang ngasih beberapa susu," katanya.
Kepala Dusun Lebah Pupuan I Ketut Armawayasa mengatakan, pihaknya akan membantu kedua bayi tersebut dengan KIS-PBI.
Namun yang menjadi kendala saat ini, bayi tersebut belum diputuskan oleh pihak keluarga akan masuk ke Kartu Keluarga (KK) siapa.
"Kalau bapaknya kan sudah meninggal. Ibunya ini yang belum tahu, karena statusnya belum pisah secara hukum.
Pihak keluarga masih merundingkan, bayi ini mau dimasukkan ke KK-nya siapa," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kisah Pilu Bayi Kembar di Buleleng, Ibu Pergi, Ayah Tewas, Kini Sakit Paru, (*)