Berita Buleleng

Progres Pembangunan Bendungan Tamblang Buleleng Sudah 69 Persen, Targat Rampung Oktober 2022

Pihak pekerja dalam ini PP Adijaya KSO mampu mengerjakan proyek senilai Rp 793 Miliar lebih itu melebihi dari target, atau plus 4.4 persen

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Gubenur Bali Wayan Koster saat meninjau pembangunan Bendungan Tamblang, Minggu (13/2/2022) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Progres pembangunan Bendungan Tamblang saat ini sudah mencapai 69 persen.

Pihak pekerja dalam ini PP Adijaya KSO mampu mengerjakan proyek senilai Rp 793 Miliar lebih itu melebihi dari target, atau plus 4.4 persen.

Satker Bendungan BWS Bali Penida, I Gusti Putu Wandira ditemui Minggu (13/2/2022) mengatakan, pengerjaan Bendungan Tamblang saat ini sudah memasuki tahap memperkuat pondasi, membangun pelimpah atau spillway yang progresnya sudah mencapai 96 persen, membangun bendungan utama dengan progres saat ini 39 persen, membangun mercu yang saat ini tinggal satu blok lagi.

"Terowongan pengelak sudah berfungsi. Air sungai sudah dielakkan agar pengerjaan bendungan dapat dilakukan, sementara masyarakat tidak kehilangan air," jelasnya.

Baca juga: Kisah Pilu Bayi Kembar di Buleleng, Ibu Pergi, Ayah Tewas, Kini Sakit Paru

Wandira menyebut, Bendungan Tamblang ini menjadi bendungan satu-satunya di asia tenggara yang menggunakan inti aspal.

Dengan menggunakan inti aspal, maka volume fleksibilitasnya lebih tinggi, dan lebih kedap dari kebocoran.

"Dengan menggunakan inti aspal, tidak perlu lagi melakukan pembebasan lahan untuk mendapatkan clay. Aspal mudah didapatkan. Inti aspal nanti akan diletakkan di bagian tengah bendungan, setebal 70 centimeter," jelasnya.

Selama pengerjaan, Wandira mengaku tidak mengalami kendala yang signifikan.

Ia pun optimis, proyek tersebut dapat diselesaikan tepat waktu, atau hingga akhir Desember 2022 nanti.

Setelah pembangunan fisik selesai, Wandira menyebut, bendungan tidak dapat langsung dioperasikan.

Pihaknya harus memenuhi beberapa sertifikat, seperti sertifikat menggenangi hingga sertifikat operasional yang diterbitkan oleh pihak kementerian.

"Jadi bendungan ini harus mengantongi sertifikat menggenangi dulu. Akan dievaluasi perilaku dari tubuh bendungan itu.

Kalau bendungannya aman, baru bisa dapat sertifikat operasi.

Proses untuk mendapatkan sertifikat ini cukup lama, sekitar satu tahun karena bendungan harus betul-betul dipastikan aman," terangnya.

Baca juga: Kisah Bayi Kembar Asal Desa Tegallinggah Buleleng, Ditinggal Ibu, Ayah Bunuh Diri

Koster Terget Pembangunan Rampung Oktober

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved