Berita Klungkung

Lukisan Wayang Kamasan Klungkung Bersaing dengan 9 WBTB Diusulkan ke Unesco

Lukisan Wayang Kamasan Klungkung Bersaing dengan 9 WBTB Diusulkan ke Unesco

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Mangku Nengah Muriati ketika menunjukan Lukisan Wayang Kamasan bertema Covid-19, saat ditemui di kediamannya di Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali, Rabu 26 Januari 2022. 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Lukisan Wayang Kamasan Klungkung Bersaing dengan 9 WBTB Diusulkan ke Unesco.

Lukisan Klasik Wayang Kamasan diusulkan oleh pemerintah pusat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada Intangible Cultural Heritage (ICH) United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 

Hal itu terungkap dalam rapat yang diikuti Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia secara virtual, Selasa 15 Februari 2022.

"Lukisan Klasik Wayang Kamasan secara nasional sudah menjadi WBTB pada tahun 2015.

Tahun ini Kemendikbudristek RI mengusulkan 10 WBTB pada ICH Unesco.

Baca juga: KISAH INSPIRATIF Mangku Muriati, Rangkum Fenomena Pandemi Covid-19 Lewat Seni Lukis Wayang Kamasan

Salah satunya adalah Lukisan Klasik Wayang Kamasan," ujar I Nyoman Suwirta, Rabu 16 15 Februari 2022.

Pendaftaran WBTB pada ICH Unesco dilaksanakan dua tahun sekali. Dan satu negara hanya bisa mengusulkan satu WBTB.

Seni lukis klasik Wayang Kamasan merupakan seni lukis yang berkembang dari Desa Kamasan Kabupaten Klungkung.

Seni lukis ini diyakini sudah berkembang pada zaman Kerajaan Gelgel pada abad ke-14. Saat ini lukisan Wayang Kamasan masih bisa ditemui pada ornamen di plavon Kerta Gosa.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved