Pemuda asal Kalimantan Bobol 70.000 Aplikasi Startup di AS, FBI dan Interpol Turun Tangan

Alat yang diciptakan RNS berhasil membobol puluhan ribu akun aplikasi startup internasional di Amesika Serikat (AS) dan Jepang.

Editor: Bambang Wiyono
Tribun Jogja
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, BANJARBARU - Seorang pemuda asal Banjarbaru Kalimantan Selatan, inisial RNS berusia 21 tahun membuat kelabakan FBI dan Interpol ASEAN.

Alat yang diciptakan RNS berhasil membobol puluhan ribu akun aplikasi startup internasional di Amesika Serikat (AS) dan Jepang.

Tak hanya di dua negara maju itu, alat yang diciptakan RNS telah meretas setidaknya 70.000 akun pengguna aplikasi startup internasional di 43 negara.

Baca juga: Pria asal Kalimantan Jadi Buronan FBI dan Interpol, Kejahatannya Sasar 43 Negara

Karuan, 43 negara di dunia dibuat kelabakan oleh RNS.

Kecerdikan pemuda asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan itu akhirnya memaksa FBI dan Interpol ASEAN bergerak ke Indonesia. 

FBI dan Interpol meminta Bareskrim Polri untuk memburu RNS karena telah menghebohkan dunia.

Baca juga: DAFTAR Negara yang Dibobol Pria asal Kalimantan, Ada Jepang, AS, dan Inggris, Modalnya Rp 900 Ribu

Pasalnya, alat ciptaan RNS telah berhasil membobol 43 negara di dunia.

Alat ciptaan RNS itu setidaknya telah meretas lebih dari 70.000 akun yang tersebar di 43 negara di antaranya Thailand, Hongkong, Jepang, Prancis, AS, dan Inggris.

Alat peretasan itu dijual oleh RNS dengan harga Rp 900.000 per paket melalui website 16*** dan bertransaksi menggunakan bitcoin.

Baca juga: Pria asal Kalimantan Gegerkan Dunia, dengan Rp 900 Ribu Berhasil Bobol 43 Negara, Interpol Bergerak

Pria itu diidentifikasi sebagai pelaku penjualan hacking tools yang digunakan untuk meretas akun-akun pengguna aplikasi startup internasional.

Ya, dia menjual alat hacker untuk meretas aplikasi.

Script yang dibuat oleh tersangka, memiliki fitur agar tidak terdeteksi oleh anti phising perambah seperti Google, anti bot serta di lengkapi lebih dari 8 bahasa di dunia yang dapat ditampilkan secara otomatis berdasarkan geolocation para korban.

Script ini digunakan oleh para peretas untuk menggaruk data-data pribadi pemilik akun mulai data nomor kartu kredit, email, kata sandi, KTP, nomor telepon, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, lebih dari 70.000 akun para korban yang tersebar di 43 negara beberapa di antaranya Thailand, Hongkong, Jepang, Prancis, AS, dan Inggris berhasil diambil alih oleh peretas.

Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat kejahatan ini sudah menembus angka Rp 31 miliar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved