Tips Kesehatan

Berhenti Konsumsi Mi Instan Terus-menerus, Bisa Sebabkan Hipertensi, Diabetes, dan Sakit Jantung

Di balik rasa enaknya ini ada bahaya makan mi instan yang sering jadi momok menakutkan bagi banyak orang.

Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
Pixabay
Ilustrasi mi instan - 

Selain itu, dalam satu bungkus mie instan terdapat bumbu yang mengandung banyak monosodium glutamate (MSG) atau micin dan garam sodium.

Perlu diketahui, setelah selesai menghabiskan satu porsi mie instan itu berarti sekitar 1.700 miligram sodium akan masuk ke tubuh.

Jumlah tersebut telah mencukupi sekitar 85% kebutuhan garam per hari dari batasan yang telah direkomendasikan.

Bila tubuh mengalami kelebihan garam, akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang, seperti peningkatan berat badan, hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Tak hanya penyakit itu saja, penelitian yang dilakukan oleh Dr Hyun Joon Shin di Amerika menunjukkan risiko kesehatan yang lebih besar bagi wanita yang sering makan mi instan, nih.

Hal ini seperti studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutritio.

Hasil studi itu menyebutkan bahwa wanita yang mengonsumsi mi instan dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.

Lalu, apa itu sindrom metabolik?

Baca juga: Polisi Berhasil Menangkap Pencuri Meja Pemotong Batu di By Pass IB Mantra, Sempat Dijual ke Pengepul

Dikutip dari Mayo Clinik, sindrom metabolik adalah akumulasi gangguan kesehatan yang muncul secara bersamaan.

Misalnya peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.

Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa kandungan MSG dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

Satu studi menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak dewasa.

Meskipun MSG kemungkinan aman dalam jumlah sedang, beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadap MSG dan harus membatasi asupannya.

Kondisi ini dikenal sebagai kompleks gejala MSG. Penderita mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, otot tegang, mati rasa dan kesemutan.

Seorang ahli gizi di New York University, Lisa Young mengatakan, sebenarnya mi instan boleh dikonsumsi asalkan tidak setiap hari.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved