Human Interest
Kisah Jero Mangku Putu Artana yang Hidup dari Sampah, Anak Jadi Pilot dan Bidan
Sejak tahun 1999, Jero Mangku Putu Artana hidup berurusan dengan sampah. Ia menjadi penjaga di beberapa depo sampah atau TPSS di Kota Denpasar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sejak tahun 1999, Jero Mangku Putu Artana hidup berurusan dengan sampah.
Ia menjadi penjaga di beberapa depo sampah atau Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang ada di Kota Denpasar.
Mulai dari depo sampah di kawasan Sudirman Denpasar, Jalan Gunung Karang hingga di eks Pasar Loak Jalan Gunung Agung Denpasar.
Baca juga: 6 Hari Sampah di Eks Pasar Loak Gunung Agung Denpasar Tak Diangkut, DLHK Kerahkan 25 Truk
Khusus untuk di TPSS eks Pasar Loak Jalan Gunung Agung Denpasar ia telah menjaga TPSS tersebut sejak 9 bulan lalu.
“Saya tukang kapling sampah di sini. Kalau orang ngapling tanah, saya ngapling sampah,” kata Jero Mangku Putu Artana sambil tertawa ditemui di TPSS eks Pasar Loak Jalan Gunung Agung Denpasar pada Senin 7 Maret 2022 siang.
Dalam berjaga di sana dirinya pun tak digaji.
Namun selain menjadi penjaga depo sampah, dirinya juga mengumpulkan rongsokan seperti kardus, kaleng maupun botol air mineral bersama istri dan dua anaknya.
Baca juga: Sidak Masker Pertama Setelah Nyepi di Denpasar, 3 Orang Langsung Didenda Rp100 Ribu
Pria asli Desa Sudaji Buleleng ini mengaku mulai menjaga depo sampah pukul 04.00 hingga pukul 16.00 Wita.
Dirinya mengarahkan mereka yang akan membuang sampah ke TPSS tersebut.
Dari mengumpulkan rongsokan tersebut, dirinya dalam sehari mendapat Rp50 ribu.
“Saya hidup dari sampah, makan dari sampah, saya jual pelan-pelan sampah yang dikumpulkan itu,” katanya.
Selain itu, dari kegiatannya menjaga depo sampah, ia mulai mencoba membuat paving dan genting serta minyak dari sampah.
“Saya coba pakai sampah plastik untuk paving, dan sampah janur untuk genting. Juga pupuk dari sampah organik,” kata lelaki tamatan SMA Lab Undiksha ini.
Baca juga: Hujan Sebabkan Beberapa Genangan di Denpasar, Pemkot Bersihkan Sumbatan Air di Beberapa Titik
Selama menjadi penjaga TPSS ini dirinya mengaku lebih mudah mengarahkan mereka yang ekonominya menengah ke bawah ketimbang ekonomi menengah ke atas.
“Yang menengah ke bawah saya minta pilah mereka mau, kalau yang menengah ke atas kebanyakan jijik dan kadang saya yang disuruh memilah,” kata lelaki kelahiran tahun 1970 ini.