Human Interest Story

KISAH Kadek Mega, Perajin Lengis Tandusan di Bangli Mampu Sekolahkan Anak Hingga S2

Pria asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Bangli itu telah memulai usaha ini sejak 22 tahun lalu bersama sang istri Luh Putu Sri Utami Dewi

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Kadek Mega saat mengupas kulit kelapa. Rabu (16/3/2022) 

"Kalau saya biasanya beli dari petani-petani sekitar. Biasanya mereka jual Rp 4 ribu per butir. Selain itu juga keterbatasan tenaga. Karena hanya dikerjakan saya dan istri.

Anak ikut membantu, namun saat mereka libur kerja. Oleh sebab itu kami tidak bisa menerima pesanan," ungkapnya.

Memang diakui dengan perbandingan harga jual dan harga bahan baku tersebut, pihaknya tergolong merugi.

Sebab untuk membuat satu botol minyak tandusan ukuran 600 mililiter butuh 5 butir kelapa.

Kendati demikian pasutri asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Bangli itu mengakui jika seluruh komponen dari kelapa memiliki nilai jual.

Misalnya batok kelapa yang masih utuh setengah lingkaran. Kata Kadek Mega, barang ini kerap dicari orang dari Kayubihi, Bangli untuk dijadikan kerajinan.

Harga per batok kelapa dijual Rp 700. Sementara batok kelapa yang pecah, dijual per karung Rp. 20 ribu untuk dijadikan arang.

Selain itu sisa parutan kelapa bisa dijual sebagai pakan ternak. Biasanya dihargai Rp 10 ribu per kresek.

Begitupun dengan sari ampas minyak tandusan atau dikenal dengan clengis, bisa dijual untuk dijadikan makanan.

Di mana harga per kilonya dijual Rp 20 ribu.

"Dengan seluruh kelapa itu bisa mendapatkan 10 kilo clengis. Dari sinilah kami dapat untung," tandasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Bangli

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved