Human Interest Story
Kisah Kadek Mega, Perajin Minyak Tandusan di Bangli, Bisa Sekolahkan Anak hingga S2
Minyak kelapa tradisional Bali atau yang lebih dikenal dengan lengis tandusan merupakan salah satu produk olahan minyak tanpa bahan pengawet
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Bisa juga digunakan untuk minyak urut," ucapnya.
Sembari mencongkel isi kelapa, pria paruh baya itu mengatakan, dalam sehari ia membutuhkan 80 hingga 100 butir kelapa untuk proses produksi.
Dari jumlah tersebut Kadek Mega bisa menghasilkan 15 hingga 20 botol lengis tandusan ukuran 600 mililiter.
Kadek Mega menjelaskan, proses pembuatan lengis tandusan membutuhkan waktu sekitar 11 jam.
Mula-mula pihaknya menyisihkan kulit kelapa dan menyisakan batok kelapanya saja.
Setelah itu, batok kelapa dibelah untuk dihilangkan airnya, lalu mencongkel isi kelapa.
Seluruh isi kelapa yang sudah dicongkel kemudian dibersihkan dengan air.
Kali ini giliran sang istri Luh Putu Sri Utami Dewi yang mengerjakan.
Setelah semua bersih, satu demi satu kelapa dimasukkan dalam mesin parut.
Selanjutnya hasil parutan kelapa diberi air, untuk diambil santannya.
Kemudian santan yang telah terkumpul direbus menggunakan kompor kayu bakar.
"Penggunaan kayu bakar untuk merebus santan lebih hemat biaya daripada menggunakan kompor gas. Selain itu apinya juga lebih besar, sehingga waktu yang dibutukan merebus santan lebih cepat," ucap Sri.
Ia mengakui proses merebus santan ini adalah yang paling lama.
Karena membutuhkan 4 jam.
Baca juga: KISAH Pengusaha Asal Jembrana, Sempat Tanggung Utang Bos Ratusan Juta Rupiah dan Kini Mulai Bangkit
Setelah proses merebus, selanjutnya didinginkan untuk diambil minyaknya.