Berita Klungkung
Didominasi Karena Faktor Pola Asuh, Puluhan Anak di Klungkung Alami Gizi Buruk
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, masih ada puluhan anak-anak yang dilaporkan mengalami gizi buruk.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Kasus gizi buruk pada anak masih ditemukan di Klungkung, Bali.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, masih ada puluhan anak-anak yang dilaporkan mengalami gizi buruk.
Hanya saja penyebab gizi buruk pada anak di Klungkung saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kemiskinan, namun lebih pada kesalahan dalam pola asuh.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni mengungkapkan, ada beberapa penyebab gizi buruk pada anak, seperti kemiskinan, pola asuh ataupun kelainan.
Baca juga: Hingga Februari 2021, Tercatat Masih Ada 11 Balita dengan Gizi Buruk di Klungkung
Khususnya di Klungkung, gizi buruk pada anak saat ini justru didominasi karena faktor pola asuh.
Bahkan kasus gizi buruk pada anak di Klungkung banyak ditemukan di wilayah perkotaan, dan dengan kondisi ekonomi keluarga berkecukupan.
"Misalnya saja orang tua sibuk bekerja, anaknya dititipkan kepada neneknya. Agar anak tidak rewel, diberikan makanan ringan yang tidak bergizi. Pola asuh seperti ini yang berkontiribusi terhadap malnutrisi pada anak di Klungkung," ungkap Made Adi Swapatni, Jumat 18 Maret 2022.
Berdasarlan data Dinas Kesehatan, pada tahun 2022 ini, ada 25 anak di Klungkung yang dilaporkan mengalami malnutrisi atau gizi buruk.
Berdasarkan data itu, Dinas Kesehatan lalu melakukan intervesi upaya perbaikan gizi dengan pemberian makanan tambahan (PMT) dan lainnya.
"Sebanyak 17 anak telah mengalami perbaikan gizi menjadi gizi kurang dan normal. Ketika mereka sudah normal, intervensinya dihentikan namun dipantau terus setiap bulannya,” ungkap Adi Swapatni, Jumat 18 Maret 2022.
Baca juga: Sebanyak 3.162 Balita di Bali Alami Gizi Buruk Selama Pandemi, Ini Penjelasan dr. Ketut Suarjaya
Saat ini masih ada 8 anak yang mengalami gizi buruk, dan tengah dilakukan upaya perbaikan gizi dengan pemberian makanan tambahan.
Serta melakukan edukasi gizi seimbang, apalagi gizi buruk didominasi karena faktor pola asuh.
"Memang program kami turun ke lapangan untuk melakukan edukasi gizi seimbang. Supaya masyarakat tahu bagaimana sebenarnya memilih makanan,” jelasnya.(*).
Kumpulan Artikel Klungkung