Berita Gianyar
Moeldoko Lakukan Kunjungan ke Gianyar Bali, Dengarkan Keluhan Eksportir Soal Kesulitan Shipment
Kunjungan Moeldoko ke Bali bahas keluhan eksportir soal kesulitan shipment
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Doktor Moeldoko, menggelar pertemuan dengan pengusaha eksportir Bali di Bali Cacao Park Restauran, Gianyar, Bali, Jumat 18 Maret 2022. Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa saat ini para eksportir mengalami dua persoalan. Yakni kelangkaan kontainer dan space untuk shipment. Dalam hal ini, Moeldoko pun menyampaikan bahwa pihaknya telah merapatkan persoalan tersebut dengan pihak terkait.
"Untuk persoalan ekspor, sudah saya rapatkan di kantor staf kepresidenan. Pertama kelangkaan kontainer, kedua keterbatasan space untuk shipment. Ini adalah persoalan global. Bisnis murni. Mungkin penyedia kontainer ingin untung, sehingga terjadi seperti ini. Sempat berpikir kita di pemerintah menyediakan kontainer untuk eksportir, namun karena kontainer tidak dibuat di negara kita, jadi tidak bisa," ujar Moeldoko.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap karena persoalan tersebut, biaya ekspor mengalami kenaikan signifikan. Dimana Moeldoko mengatakan, dari yang awalnya bernilai 9.000 dolar ke Amerika, saat ini nominalnya naik 10 kali lipat. "Kami sudah rapat, untuk kontainer masih bisa ditangani. Tapi untuk shipment-nya sulit. Dampaknya, ini daya jual kita turun. Dulu tak pernah terjadi seperti ini. Saya sudah kumpulkan berbagai pihak untuk menyelesaikan ini. Tapi shipment ini sulit, karena memang berkaitan dengan kebijakan berbagai negara. Situasi ini tidak gampang. Mohon dipahami. Sebab ini berkaitan dengan kondisi global," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, sebenarnya ekonomi dunia sudah mulai membaik pasca 'gempuran' pandemi covid-19. Namun, invasi Rusia ke Ukraina juga mempengaruhi kondisi ekspor saat ini. "Ekonomi dunia sebenarnya sudah menggeliat. Tapi invasi Rusia akan mempengaruhi. Ini memang kondisi yang tak bsa dilepaskan. Sebab kita hidup di ruang global yang dinamikanya cukup tinggi. Akan membawa persoalan pada setiap aspek," ujarnya.
Berdasarkan dinamika global ini, Moeldoko pun menyarankan pengusaha dan masyarakat, agar tidak berpangku pada satu sektor. "Covid sudah banyak memberikan kita pelajaran. Maka sekarang, ekonomi kita tidak boleh bertumpu pada satu sektor. Misalnya, sektor UMKM, harus massif dikembangkan, agar kita tak hanya bertumpu pada pariwisata," ujarnya.
Namun demikian, kata Moeldoko, pariwisata tidak boleh dikesampingkan. Karena itu, dalam kunjungannya di Bali, pihaknya pun telah meninjau dan menyerap aspirasi terkait kedatangan turis mancanegara di Bali.
"Tadi saya melihat ke airport untuk melihat perkembangan turis, saat ini sudah luar biasa. Diprediksi, Juni akan meningkat tajam. Tadi juga ada peninjauan kembali terkait visa atau tenyang persoalan kedatangan turis. Saya akan laporkan ke Pak Presiden, agar turis semakin mudah, dan banyak ke Bali. Saya sudah lihat dari kesiapan SDM, baik petugas kesehatan, imigrasi, dan lain-lain itu sangat baik, sehingga saya optimis dunia luar akan merespon positif," tandasnya.
Moeldoko juga mengatakan sektor pertanian tidak bisa diabaikan. Sebab saat ini, kata dia, telah terlahir benih padi baru bernama M70D. Dimana benih tersebut sendiri merupakan hasil risetnya sendiri. Dimana semakin sering padi tersebut dipanen, maka hasilnya akan semakin baik. Selain itu, jenis M70D juga bisa dipanen 3-4 kali dalam setahun.
Baca juga: Polisi Terus Selidiki Motif Pasutri yang Konsumsi Racun Tikus di Penebel Tabanan
Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan di Bangli Naik, Pedagang Keluhkan Pasokan yang Minim
Baca juga: Persib Bandung Tersingkir dari Juara Liga 1 Jika Hal ini Terjadi, Bali United Siap-siap Berpesta
"Saya pagi tadi sudah ke sawah. Komunikasi dengan para petani. Saya bahagia karena petani muncul kepercayaan dirinya dengan adanya benih baru, M70D. Baru 70 hari lebih dikit (ditanam), hasilnya luar biasa. Tadi ada yang dapat 9,3 ton, sehingga mereka sangat bersemangat. M70D ini memang hasil riset saya. Kenapa ada M, itu Moeldoko. Padi ini semakin sering dipanen, semakin kecil risikonya. keunggulannya lagi bisa nanam 3-4 kali kalau airnya bagus," tandasnya. (*)