Berita Gianyar
Tindak Lanjuti Serangan Hama Tikus Di Pujung Kaja Bali, Distanak Gianyar: Rusak 1,2 Hektare Sepekan
Hama tikus di Gianyar Bali, petani setempat mengatakan pihaknya telah kehabisan akal dalam memerangi
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Gianyar telah turun ke Subak Pujung Kaja, Kecamatan Tegalalang, Bali, dalam menindaklanjuti keresahan petani akibat serangan hama tikus alias Jero Ketut.
Distanak pun menemukan bahwa serangan tersebut merusak hampir 1,2 hektare (Ha) tanaman padi siap panen hanya dalam kurun waktu sepekan.
Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Distannak Gianyar, Kadek Martha K. Dinatha, Minggu 9 November 2025 menjelaskan, pasca adanya informasi terkait serangan tikus merusak tanaman petani, dirinya langsung turun ke lapangan.
"Lahan padi siap panen yang sudah terserang hama tikus seluas 1,2 hektar. Sedangkan luasan siap panen yang terancam terserang hama tikus seluas 20,5 hektare," ujarnya.
Baca juga: Diserang Hama, Disperpa Badung Bali Catat GKG 11,371 Ton dan Pastikan Surplus
Dalam menghadapi hal tersebut, pihaknya pun langsung berkomunikasi dengan Dinas Pertanian Pemprov Bali, untuk diberikan obat pembasmi hama tikus.
"Serangan ini di satu kawasan subak dan padi petani siap panen. Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Bali, dan kami memohon diturunkan obat pengganggu hama tikus," ujar Dinatha.
Sembari menunggu turunnya obat, pihaknya pun mengajak para petani untuk melakukan solusi jangka pendek. Yakni menutup lubang persembunyian tikus.
Di mana lubang tersebut banyak terdapat di pematang sawah.
"Namun bisa juga koloni tikus berhabitat di bangunan atau gudang yang tidak berfungsi, atau di tempat sisa-sisa material proyek yang ditinggalkan," jelasnya.
Terkait obat pembasmi hama, kata dia, diperkirakan akan tiba di lokasi sekitar satu dua hari lagi.
"Begitu obatnya tiba, akan langsung dilakukan penyebaran obat di lahan pertanian," ujarnya.
Sebelumnya, Pande Made Rahajeng seorang petani setempat mengatakan pihaknya telah kehabisan akal dalam memerangi hama tikus tersebut.
Bahkan dirinya sudah tiga kali gagal panen. Pertama, ia masih mendapatkan hasil padi dari sisa-sisa serangan tikus.
"Serangan kedua dan ketiga lebih parah lagi karena padi masih hijau sudah rusak," ujarnya belum lama ini. (*)
Kumpulan Artikel Bali

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.