KKB Papua

Sebab Utama Jenderal Andika Dibohongi Danki, 3 Prajurit di Papua Tewas Rupanya Terkait Beking Proyek

Jenderal Andika Perkasa pun geram hingga meminta Pusat Polisi Militer (Puspom) untuk memroses sang Danki.

Editor: Bambang Wiyono
KOMPAS.COM
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Komandan Kompi (Danki) Pos Ramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua berani membuat laporan bohong ke Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait gugurnya 3 prajurit yang ditembaki oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua.

Jenderal Andika Perkasa pun geram hingga meminta Pusat Polisi Militer (Puspom) untuk memroses sang Danki.

Padahal begitu mendapat laporan ada 3 prajurit TNI gugur ditembaki KKB Papua, Jenderal Andika Perkasa langsung terbang ke Papua.

Baca juga: Jenderal Andika Geram Dibohongi Danki Soal 3 Prajurit Gugur di Papua: Ternyata Hasilnya Berbohong

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa merasa geram karena telah dibohongi anak buahnya terkait penyerangan KKB Papua terhadap Pos Ramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis (27/1/2022) lalu.

Kebohongan itu diketahui ketika ditemukan adanya kejanggalan mengenai kronologi penyerangan yang menewaskan tiga prajurit TNI tersebut.

“Ternyata hasilnya berbohong. Yang terjadi bukan yang dilaporkan, yang terjadi sebenarnya disembunyikan oleh si danki (komandan kompi) dari komandan batalion,” kata Andika, dikutip dari kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Minggu (20/3/2022).

Baca juga: VIDEO Detik-detik Rapat Jenderal Andika Diganggu Tembakan, Letkol Ade Tiba-tiba Pakai Helm Pelindung

Kompas.com telah mendapatkan izin mengutip penyataan ini dari Andika.

Adapun pemaparan adanya kejanggalan mengenai kronologi penyerangan Pos Ramil Gome dibahas dalam rapat bersama para perwira tinggi di lingkungan TNI.

Dalam rapat tersebut, Jenderal Andika juga menyebutkan bahwa komandan kompi telah menyepelekan potensi gangguan keamanan.

Baca juga: MENCEKAM, Rapat Virtual Jenderal Andika Perkasa Diganggu Tembakan, Letkol Ade Sampai Putus Sinyal

Menurut dia, meski prajurit meninggal karena penyerangan yang dilakukan KKB, kelalaian komandan kompi tetap ikut andil dalam peristiwa tersebut.

“Ya betul, yang melakukan tindakan pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata, tapi juga ada peran ini, peran penggelaran dari komandan kompi dalam hal ini komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan,” tegas dia.

Jenderal Andika tak menyangka bahwa komandan kompi begitu pendek dalam mempertimbangkan aspek keamanan.

Padahal, pihaknya sendiri selama ini telah memikirkan mengenai dukungan prajurit yang bertugas di Papua.

Selain itu, dia juga mencurigai adanya faktor uang keamanan di balik peristiwa tersebut.

“Karena kita di sini semuanya memikirkan dukungan, kemudian bagaimana melindungi anggota, di sana ternyata begini-begini saja rupanya, maksudnya pertimbangan pendek sekali,” katanya.

Baca juga: BURU KKB Papua, 400 Prajurit Yonif Raider Khusus Dikirim ke Bumi Cenderawasih

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved