Human Interest Story

KISAH Agus Sulaimi Kembangkan Keramba Jaring Apung untuk Tingkatkan Perekonomian di Jembrana

dirinya merupakan  petani keramba jaring apung dengan segala keterbatasan pengetahuan, yang hanya bermodal ketekunan dan keyakinan untuk dapat membudi

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
istimewa
kerapu hybrid hasil panen keramba jaring apung milik Agus Sulaimi. 

Akhirnya, tidak lama setelah itu dapat melunasi semuanya.

Sejatinya, dirinya tidak memiliki pengalaman apapun alias minim sekali, dalam budidaya.

Apalagi dari informasi yang berkembang, di Candikusuma ini saja yang bisa berhasil. Di tempat lain pun tidak sedikit yang gagal. Bahkan, di Candikusuma juga ada yang gagal.

“Ya awalnya tidak menyangka. Ikan hybrid saja belum pernah tahu saya, mas. Jadi dengan bisa melakukan budidaya, selama lima tahun berjalan hingga saat ini saya sangat bersyukur,” tegasnya.

Pada awal masa tebar bibit, Agus melanjutkan, dirinya baru berani menebar 2.000 ekor bibit kerapu dengan jenis kerapu cantang. Dan dirinya saat itu hanya berpikir bahwa nanti pada saat panen, akan dijual di pasar lokal Bali saja.

Dari 2.000 ikan awal yang ditebar masih tersisa 1.300 ekor. Pada saat panen, mencapai berat 700 gram. Ada sekitar 800 hingga 900 kilogram, dengan nilai jual Rp 80 ribu per kilogram. Dan sudah mendapat hasil yang memuaskan pada awal menebar.

“Pada 2021 kemarin kami bekerjasama dengan teman dan sudah bisa mencapai 37 hingga 40 ton per tahun.

Dan sudah melakukan pemasaran ekspor ke kapal Hongkong melalui Pelabuhan Sumberkima, di Buleleng,” jelasnya.

Agus menambahkan, bahwa budidaya kerapu hybrid ini sangatlah menjanjikan.

Baca juga: Dua Kedai Dikomplain Warga BB Agung Jembrana, Dentuman Musik Ganggu Kamtibmas

Dimana, permintaan besar meski di masa pandemi. Meskipun, untuk permintaan ikan hidup jauh berkurang.

Untuk permintaan ikan hidup biasanya di ukuran 700 hingga 900 gram, kalau mati di atas 2 kilogram. Tapi dirinya pun melakukan terobosan dengan proses fillet.

Proses fillet dikirim ke hotel dan restoran di seluruh Bali.

Selain itu, dirinya juga membuka warung dimana ikan kerapu dan lobster menjadi sajian utama dan sangat mencukupi untuk kebutuhan di warung.

“Omzet cukup lumayan dan dihitung tahunan. Dan paling tidak saat ini bisa memberdayakan warga sekitar. Dan kalau saat hari raya Idul Fitri tidak bingung lagi untuk mencari THR,” bebernya. (*)

Artikel lainnya di Berita Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved