Berita Tabanan

3 Ekor Sapi dan 20 Are Tanaman Padi di Subak Anyar Jatiluwih Tabanan Tertimbun Longsor

3 Ekor Sapi dan 20 Are Tanaman Padi di Subak Anyar Jatiluwih Tabanan Tertimbun Longsor

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Polsek Penebel
Kondisi tembok senderan saluran irigasi Subak Anyar Banjar Gunungsari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, yang mengalami longsor atau jebol, Rabu 30 Maret 2022.  

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - 3 Ekor Sapi dan 20 Are Tanaman Padi di Subak Anyar Jatiluwih Tabanan Tertimbun Longsor.

Peristiwa tanah longsor terjadi di wilayah Subak Anyar, Banjar Gunungsari, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Rabu 30 Maret 2022 atau bertepatan dengan Rahina Pagerwesi.

Mirisnya, peristiwa jebolnya tembok senderan irigasi sepanjang 10 meter di subak setempat ini mengakibatkan kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Sebuah kandang sapi beserta 3 ekor sapi dan sawah dengan luas sekitar 20 are tertimbun longsor. 

Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 Wita.

Baca juga: Hujan Deras, Senderan Rumah Warga Longsor di Pupuan Tabanan, Kerugian Ditaksir Rp 15 Juta

Sebelum kejadian tersebut, pelapor/korban bernama I Gede Made Duryodana (50) bersama seorang saksi I Nengah Puji (60) alias Pak Bagia sedang mencari rumput di sekitaran lokasi atau sekitaran irigasi Subak Anyar, Banjar Gunungsari, Desa Jatiluwih.

Saat itu korban sedang mencari rumput di sekitar persawahan bagian bawah aliran subak, sedangkan saksi mencari rumput di sekitaran aliran subak.

Belum lama ngarit (mencari rumput), korban tiba-tiba saja mendengar suara gemuruh dari arah atas atau dari arah saluran irigasi.

Setelah menengok ke atas, korban Gede Made Duryodana melihat tembok senderan irigasi sepanjang kurang lebih 10 meter amblas atau jebol disertai dengan air aliran irigasi subak mengalir ke bawah. 

Sontak, melihat hal itu korban pun langsung menyelamatkan diri dan berlari ke arah utara.

Setelah itu, tak disangka material longsor itu tergerus ke bawah hingga jarak 20-25 meter dan menimbun kandang sapi miliknya.

Di kandang sapi tersebut terdapat 3 ekor sapi yakni dua ekor jantan dan satu betina.

Selain menimbun kandang miliknya, material longsor juga menimbun sawah milik warga lainnya I Nengah Gangga (37) yang berisi tanaman padi dengan luas sekitar 20 are.

Diketahui, tanaman padi milik warga setempat ini baru saja berusia sekitar 1 bulan. 

Akibat kejadian tersebut, korban Made Duryodana mengalami kerugian sekitar Rp 21 juta dan korban Nengah Gangga mengalami kerugian mencapai Rp 25 juta.

Baca juga: Pemkab Tabanan & Pemprov Bali Cek Lokasi Warung Longsor,Kerusakan di Terowongan Diduga Jadi Penyebab

"Diduga karena curah hujan yang tinggi terjadi sejak kemarin (Selasa) sore. Tembok senderan irigasi Subak Anyar dengan panjang sekitar 10 meter itu jebol atau amblas karena tergerus aliran air yang cukup besar," ungkap Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Artadana saat dikonfirmasi, Rabu 30 Maret 2022.

Beruntungnya, kata dia, tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Namun, tiga ekor sapi yang berada dalam kandangnya tertimbun hingga tewas.

Mengingat saat itu tiga ekor sapi milik korban masih dalam keadaan terikat tali. 

"Menurut keterangan korban, usia dari 3 hewan peliharaannya (sapi) itu baru sekitar 5 bulanan," jelasnya. 

Artadana melanjutkan,  untuk warga yang sawahnya terdampak timbunan longsoran itu juga mengalami hal sama.

Sawahnya sekitar 20 are itu masih terisi tanaman padi yang usianya sekitar 1 bulan.

Sejatinya, jika dihitung biaya bibit dan lain-lainnya hanya Rp 5 juta.

Namun untuk penataan sawahnya agar kembali seperti semula membutuhkan biaya tenaga dan waktu yang cukup banyak.

"Untuk penataannya yang lumayan membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya. Karena luasannya juga lumayan hingga 20 are," jelasnya.

Baca juga: Bangunan Warung di Tabanan Tergerus Longsor, Perbaikan Senderan Sudah Dimohonkan Sejak 2 Tahun Lalu

Krama Subak Bakal Gotong Royong

Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Artadana mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pekaseh subak setempat.

Langkah awal yang dilakukan sejak tadi pagi adalah menutup sementara pintu masuk air yang berada di sisi utara atau di hulu.

Itu dilakukan untuk mengantisipasi longsor susulan mengingat debit air yang cukup besar akan terus menggerus bagian longsor sebelumnya. 

"Tadi sudah koordinasi juga dengan pekaseh. Jadi untuk sementara pintu masuk airnya ditutup sementara. Tapi nanti akan diatur agar semua biaa mendapatkan air. Tentunya layanan saluran irigasi juga terdampak," ungkapnya. 

Bagaimana dengan pembersihan di lokasi kejadian, AKP Artadana menyatakan, pihak pekaseh akan menggelar rapat dengan para krama subak terkait kejadian ini.

Kemungkinan, setelah rahina Pagerwesi ini para krama subak akan menggelar gotong royong di lokasi jebol dan membantu menata kembali sawah milik warga yang tertimbun material longsor. 

"Mungkin nanti selesai rahina Pagerwesi akan gotong royong. Karena hari ini adalah rainan dan banyak yang sembahyang sehingga pihak pekaseh belum berani menentukan kapan dilakukan kegiatannya. Mereka tentunya akan rapat koordinasi dulu," jelasnya.

(*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved