Berita Denpasar
Adakan Musda di Bali, Gapasdap Berharap Kekurangan Kuota BBM Untuk Transportasi Laut Dapat Teratasi
Adakan Musda di Bali, Gapasdap Berharap Kekurangan Kuota BBM Untuk Transportasi Laut Dapat Teratasi
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gapasdap Bali adakan musyawarah daerah pertama di Bali yang berlokasi di Hotel Aston, Denpasar pada, Rabu 30 Maret 2022.
Gapasdap merupakan organisasi non politik, golongan, ras atau agama dan berfungsi sebagai wadah tunggal dari para pengusaha nasional angkutan sungai, danau dan penyeberangan.
Musda kali ini berkaitan dengan penopang pemulihan ekonomi dan pariwisata di Bali.
Ketika ditemui, Khoiri Soetomo selaku Ketua Umum Gapasdap Bali mengatakan hingga saat ini pemerintah telah menyiapkan infrastruktur yang memang harus dimanfaatkan.
"Kuncinya Infrastruktur harus netas seperti kata Pak Joko Widodo kemarin harus termanfaatkan dengan baik. Nah kita sebetulnya terlambat menyediakan infrastruktur. Kebutuhan sudah sedemikian mendesak, infrastruktur nya belum ada. Maka dari itu kita sudah siapkan dan kita bicara tentang pengembangan. Ketika bicara pengembangan seperti yang kita lakukan kalau bisa demand diangkat sama-sama," ungkapnya.
Baca juga: Komisi IV DPRD Badung Setujui Perubahan Tempekan Jadi Banjar di Desa Adat Karang Dalam Tua
Baca juga: Dampak Positif Event Joyland Bali 2022, Bawa Berkah bagi Penjual Makanan dan Driver Ojol
Baca juga: Tak Hanya di Pantai Melasti, Penyerobotan Lahan Negara dan Pelanggaran RTRW Banyak Terjadi di Badung
Lebih lanjutnya ia mengatakan, tantangan kedepannya pada industri penyebrangan Nasional adalah pada bahan bakar minyak (BBM).
Dimana saat ini biaya bahan bakar merupakan biaya terbesar yang memakan sekitar 40 persen dari total biaya. Karena biaya bahan bakar merupakan biaya terbesar dari angkutan penyeberangan maka pihaknya telah menyadari bahwa saat ini harga minyak mentah dunia sudah menyentuh diangka US$ 120 perbarrel dari harga termurahnya yakni US$ 20 perbarrel.
Tentu tidak mungkin pemerintah dengan anggaran terbatas akan mampu untuk terus memberikan subsidi dengan angka yang cukup besar.
"Meskipun begitu saya juga berterimakasih pada PT. Amigas tahun 2022 ini dengan perubahan kuota dari triwulan menjadi tahunan Gapasdap diberikan alokasi BBM bersubsidi yang terbesar dari semua pemangku kepentingan di industri angkutan penyebrangan yakni sebesar 98.600 kiloliter," imbuhnya.
Namun untuk angka tersebut, imbuh Khoiri jika dilihat pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung terlihat cukup.
Sedangkan saat ini pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dua tahun sudah ada tanda-tanda perbaikan dan ada tanda-tanda akan mengakhiri pandemi menunju endemi.
Dan tentunya Bali akan mengakhiri resesi karena pandemi tersebut dan akan ada ekonomi reborn.
Ekonomi reborn ini tentu tidak bisa mendapatkan alokasi BBM secara linier, pastinya akan ada lonjakan-lonjakan. Baik itu angkutan Natal dan Tahun Baru bulan Desember nanti dan angkutan mudik Lebaran nanti pada bulan April dan Mei ini.
"Mandalika kemarin terjadi lonjakan penumpang. Dan pada bulan Januari dan Februari kemarin tentu hasil dari laporan Gapasdap itu kita terjadi kenaikan. Sehingga sudah pasti tahun 2022 ini dari alokasi 98.600 kiloliter ini pasti akan habis pada bulan Oktober," terangnya.
Pihaknya pun sangat berharap kekurangan kuota BBM pada bulan Oktober 2022 nanti betul-betul dicarikan jalan keluar sehingga Gapasdap sebagai penanggungjawab diangkutan umum masal dan sebagai Infrastruktur dan memiliki fungsi keamanan yang menghubungkan wilayah-wilayah terpencil, terbelakang ini tidak sampai kekurangan bahan bakar pada Oktober nanti.