Berita Buleleng
Siswi SMP di Kubutambahan Buleleng Jadi Korban Dugaan Percobaan Penculikan, Dibujuk Diantar Pulang
Kasus dugaan percobaan penculikan terhadap anak kembali terjadi. Setelah sempat menghebohkan warga Jembrana, kasus serupa juga belakangan terjadi di
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Kasus dugaan percobaan penculikan terhadap anak kembali terjadi.
Setelah sempat menghebohkan warga Jembrana, kasus serupa juga belakangan terjadi di Buleleng, tepatnya di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali.
Seorang siswi SMP bernama Sang Ayu Raisya Putri diduga nyaris diculik oleh seorang pengendara motor.
Dikonfirmasi melalui saluran telepon, Sang Ayu Raisya didampingi Perbekel Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana pada Jumat 15 April 2022 mengatakan, kasus dugaan percobaan penculikan ini terjadi pada Kamis kemarin, sekira pukul 15.30 wita.
Kala itu Raisya baru saja pulang sekolah. Ia hendak ke rumah, dengan berjalan kaki.
Baca juga: Jelang G20, Polisi Lakukan Pengamanan di Seluruh Pelabuhan Buleleng
Setelah 1 kilometer berjalan kaki, siswi yang duduk di bangku kelas VII SMPN 1 Kubutamabahan ini tiba-tiba dihampiri oleh seorang wanita dewasa dengan mengendarai motor Yamaha NMax.
Pengendara motor itu mengenakan jaket, helm dan masker. Pengendara motor itu kemudian memepet siswi asal Banjar Dinas Tegal, Desa/Kecamatan Kubutambahan itu, lalu menawarkan diri akan mengantarkan Raisya pulang ke rumah.
Beruntung tawaran itu ditolak oleh Raisya.
Ia memilih untuk tetap pulang dengan berjalan kaki.
Bahkan di saat yang bersamaan, datang rekan sekolah Raisya.
"Pengendara motor itu mau mengantarkan saya pulang. Tapi saya tidak mau, saya bilang mau jalan kaki saja. Saat yang bersamaan datang teman saya."
Baca juga: 95 Pelajar di Buleleng Ikut Seleksi Paskibraka, 49 Peserta Gugur Seleksi Tinggi Badan
"Teman saya itu mungkin curiga, karena dia melihat saya sudah diikuti oleh pengendara motor itu sejak keluar dari sekolah. Akhirnya teman saya itu lah yang mengantarkan saya pulang ke rumah," ungkap Raisya.
Dengan adanya kejadian ini, Raisya pun mengaku takut, dan enggan pulang ke rumah dengan berjalan kaki.
"Nggak mau lagi jalan kaki pulang sekolah. Mulai sekarang akan diantar dan dijemput oleh orangtua. Saya takut," ucapnya.
Sementara Perbekel Kubutambahan, Gede Pariadnyana mengatakan, dengan adanya kejadian ini ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kubutambahan agar lebih waspada, dan tidak mudah percaya pada orang yang tidak dikenal.