Berita Buleleng

Siswi SMP di Kubutambahan Buleleng Jadi Korban Dugaan Percobaan Penculikan, Dibujuk Diantar Pulang 

Kasus dugaan percobaan penculikan terhadap anak kembali terjadi. Setelah sempat menghebohkan warga Jembrana, kasus serupa juga belakangan terjadi di

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
Polisi saat mengali keterangan Sang Ayu Raisya Putri siswi SMPN 1 Kubutambahan, Buleleng, Bali yang menjadi korban dugaan percobaan penculikan, Jumat 15 April 2022. 

"Warga juga saya minta lebih peduli lah dengan lingkungannya. Takutnya anak SD atau TK juga jadi sasaran. Kalau ada orang yang mencurigakan, segera dilaporkan. Kalau ada yang dekat dengan anak-anak, mohon dibantu untuk mencegah," terangnya. 

Baca juga: 11 PMI Korban Dugaan Penipuan di Buleleng Akan Diberikan Bantuan dari Kemensos

Terpisah, Kapolsek Kubutambahan AKP Ketut Wisnaya mengatakan, pihaknya telah menggali keterangan kasus dugaan percobaan penculikan ini kepada Sang Ayu Raisya Putri bersama orangtuanya.

Raisya diduga hendak diculik saat berjalan kaki di wilayah Banjar Dinas Pasek, Desa Kubutambahan, atau tepatnya di depan bengkel Honda.

"Berdasarkan keterangan saksi, memang ada kejadian seperti itu. Namun baru sebatas bujukan, hendak mengantarkan siswi itu pulang ke rumah. Belum ada tidakan kekerasan atau pemaksaan," jelas AKP Wisnaya.  

Dikatakan AKP Wisnaya, terduga pelaku mengaku disuruh oleh orangtua Raisya untuk mengantarkan siswi tersebut pulang ke rumah.

Namun Raisya curiga, sebab terduga pelaku merupakan orang yang tidak dikenal.

"Jadi setelah teman korban datang, terduga pelaku ini langsung kabur ke arah timur atau jalur Singaraja-Amlapura," katanya. 

AKP Wisanaya pun menyebut kejadian ini baru sebatas dugaan percobaan penculikan.

Saat ini pihaknya pun masih melakukan penyelidikan, untuk mengetahui identitas dari pengendara tersebut.

Penyelidikan juga dilakukan untuk mengetahui apakah kasus yang terjadi di Kubutambahan ini menjadi satu jaringan dengan kasus yang terjadi di Jembrana.

Bahkan, pihaknya akan kembali melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan orangtua siswa, agar mengawasi anaknya masing-masing. 

"Kalau penculikan itu ada unsur paksaan, sementara dalam kasus ini baru sebatas dibujuk.  Bisa saja pengendara motor ini kenal dengan anak tersebut, tapi anak itu tidak kenal karena pengendara motor itu pakai helm dan masker."

"Jadi kasus ini baru sebatas dugaan. Kami akan selidiki identitasnya."

"Sosialisasi ke sekolah-sekolah sebenarnya sudah kami lakukan, pasca kejadian di Jembrana, namun sosialisasi akan kembali kami lakukan agar anak-anak ini minimal diantar dan dijemput lah. Jangan pulang dengan jalan kaki," terangnya. (*)

Berita lainnya di Berita Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved