Berita Jembrana
Jukut Serapah Hingga Mixology Arak, Lomba HUT Partai Lambang “Banteng” di Gumi Makepung
Kuliner tradisional, mulai dari jukut serapah, tuna nyat-nyat, Nasi Sawut, lawar klungah, hingga mixology arak Bali menjadi ajang lomba oleh Partai
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Kuliner tradisional, mulai dari jukut serapah, tuna nyat-nyat, Nasi Sawut, lawar klungah, hingga mixology arak Bali menjadi ajang lomba oleh Partai Banteng atau PDI Perjuangan Cabang Jembrana, Sabtu 30 April 2022.
Dalam rangkaian HUT itu, “Banteng” Jembrana menggelar lomba-lomba bertempat di Mendopo Kesari.
Tiga jenis lomba diikuti belasan peserta baik dari kalangan muda atau milenial, koki hingga siswa sekolah.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jembrana, I Made Kembang Hartawan mengatakan, bahwa hal di atas merupakan langkah pihaknya untuk konsisten membumikan ajaran Bung Karno.
Dimana dam Ideologi Tri Sakti Sang Proklmator Indonesia IT ialah berdikari dalam ekonomi.
Baca juga: Hasanah Andreas, Tetap Semangat Ikut Parade Busana di Usia Senja
Salah satunya ialah dengan hadirnya kuliner tradisional Indonesia, yang memang harus dijaga.
“Kami mencoba menjaga ajaran Bung Karno tentang bagaimana berdikari dalam ekonomi,” ucapnya.
Kembang mengaku, wujud dari berdikari itu ialah Bung Karno sampai menulis buku yang berjudul “Mustika Rasa”.
Yang isinya, memuat ribuan resep kuliner Nusantara dari Sabang sampai Merauke.
Untuk itu, dapat disimpulkan, bahwa Bung Karno tidak menghendaki lidah dan perut Bangsa Indonesia dijajah makanan dari luar Indonesia.
“Karena sejatinya diplomasi itu, tidak hanya terjadi di podium atau meja bundar.
Di meja makan lewat kuliner, dapat dilakukan dan ialah yang PDI Perjuangan coba membumikan,” paparnya.
Baca juga: TERKINI Pemulihan Cedera Kadek Agung, Jalin Komunikasi Dengan Agen Luar,Urung Main di Korea & Jepang
Kembang mengaku, bahwa selain resep makanan yang harus dijaga.
Kekayaan dalam kuliner atau minum khas Bali juga harus dilestarikan. Yakni, dengan Mixology arak Bali.
Sebab, Arak Bali, merupakan produk lokal yang harus dijaga.
Jangan sampai kalah dengan negara lain.
“Kuta harus bangga. Jepang punya Sake, Korea punya Soju, kita punya Arak Bali," bebernya. (*) .