Berita Bali
Pemudik Tabrakan Beruntun di Gilimanuk, 45 Ribu Lebih Penumpang Tinggalkan Bali
Tabrakan beruntun yang melibatkan pemudik terjadi di parkiran Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana,
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Tabrakan beruntun yang melibatkan pemudik terjadi di parkiran Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Jumat 29 April 2022, sekitar pukul 09.00 Wita.
Tabrakan melibatkan lima mobil yang saat itu hendak melaju menuju ke kapal motor penyeberangan (KMP).
Akibatnya, mobil Suzuki Splash nopol DK 1153 ABM, rusak parah dalam kecelakaan tersebut.
Pengendara Suzuki Splash, Gung Jun mengatakan, saat itu posisi mobilnya sedang akan melaju ke kapal setelah mengantre karena antrean mobil padat merayap.
Baca juga: 4 Shio Ini Dikenal Punya Insting Kuat, Mereka Memiliki Perasaan Sensitif dan Peka Terhadap Apapun
Posisi perseneling mobil sudah dinetralkan dan hand rem posisi mengunci. Dia mengaku tidak dalam keadaan mengantuk.
“Sudah di-hand rem. Jadi nyabut hand rem untuk melaju,” ucapnya.
Kejadian melibatkan lima mobil yang berada di parkiran Pelabuhan Gilimanuk setelah pos tiket. Gung Jun mengatakan, saat itu mobilnya hendak melaju ke depan.
Setelah diberi tahu istrinya bahwa harus jalan karena sudah kosong di depan, tiba-tiba mobil matic yang dikemudikannya mendadak melaju sendiri, saat dia menurunkan hand rem.
Mobil tersebut kemudian menabrak mobil di depan dan di sampingnya.
“Tiba-tiba jalan sendiri (kaget). Pas menurunkan hand rem,” ungkapnya.
Gung Jun mengaku, mereka awalnya terjebak macet selama hampir delapan jam, mulai dari terminal cargo hingga di dalam pelabuhan.
Arus mobil padat merayap, mengantre untuk masuk ke areal pelabuhan hingga ke dalam kapal.
Seiring terjebak dalam kemacetan itu, dia beberapa kali mematikan mesin mobil. Bahkan sempat dua jam mesin mobil dimatikan.
“Macet mulai dari jam 1 malam sampai jam 9 pagi. Jadi delapan jam macet. Beberapa kali juga saya sempat matikan mesin. Bahkan dua jam sempat dimatikan,” ucapnya.
Misiyem, warga Denpasar berasal dari Jember, Jawa Timur, yang mobilnya ditabrak, mengaku, dia bersama keponakan dan cucunya, mengalami kemacetan sejak pukul 01.00 Wita.
Dia mengantre sejak di pos pengamanan atau Terminal Cargo.
Kemacetan sampai pagi pukul 09.00 Wita. Sampai terjadinya peristiwa tabrakan tersebut.
“Jadi ketabrak dari samping. Saat itu saya duduk dan cucu di samping. Keponakan dan menantu di depan. Tiba-tiba saat mau jalan ditabrak dan kaget kemudian cucu juga bangun dan nangis,” bebernya.
Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Akibat kejadian itu, lima mobil rusak di bagian body.
Hasil pantauan di lapangan, kecelakaan membuat satu mobil Suzuki splash DK 1153 ABM rusak parah.
Mobil lainnya rusak di bagian body belakang dan dua mobil di body samping.
Menurut Gung Jun, permasalahan ini sudah dilakukan perdamaian di kantor Jasa Raharja.
Kemudian, beberapa kendaraan sudah melaju ke dalam kapal.
Arus kendaraan di dalam pelabuhan terpantau padat, sekira pukul 10.45 Wita.
Volume kendaraan yang terparkir menunggu giliran memasuki pelabuhan meningkat pesat, dibandingkan pagi.
Sekitar 45 ribu lebih penumpang baik pejalan kaki, sepeda motor, dan mobil, meninggalkan Bali, Kamis 28 April 2022 pagi hingga Jumat 29 April 2022 pukul 08.00 Wita.
Data ini didapat dari ASDP Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, yang mencatat ada sekitar 45.844 penumpang yang meninggalkan Bali.
Pada H-3 lebaran Idul Fitri, peningkatan volume kendaraan dan penumpang, terbilang signifikan.
Data yang dihimpun, jumlah kapal yang beroperasi dalam satu hari atau pukul 08.00 Wita Rabu hingga pukul 08.00 Wita Kamis ada sekitar 28 kapal.
Dan 194 trip kapal-kapal itu hilir mudik di selat Bali. Sedangkan pejalan kaki, ada sekitar 519 orang penumpang.
Sedangkan penumpang di dalam kendaraan ada sekitar 45.325 penumpang. Total penumpang ada 45.844.
Sedangkan kendaraan yang keluar Bali, ada 15.263 kendaraan roda dua hingga kendaraan roda besar.
Terpisah, puncak arus mudik di Terminal Tipe A Mengwi Badung diprediksi terjadi, Jumat 29 April 2022.
Namun hasil pantauan di lokasi, jumlah penumpang tidak sampai memadati areal ruang tunggu di terminal keberangkatan.
Dari data yang didapat, penumpang di Terminal Mengwi mulai meningkat dari H-8 lebaran yang jumlahnya mencapai 802 penumpang per hari.
Sampai H-4 jumlah penumpang yang meninggalkan Bali melalui terminal 3.267 orang.
Sementara data per Jumat kemarin, belum dilakukan rekap oleh pihak terminal.
Sehingga belum bisa diketahui, berapa jumlah penumpang dalam sehari.
Koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Terminal Tipe A Mengwi Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Bali, Achmad Erwin Rahadi mengakui dari data rakapan penumpang per hari, jumlah penumpang yang paling banyak yakni 914 orang, Rabu 27 April 2022 lalu.
Pada hari itu keberangkan bus pun mencapai 40 unit.
"Kami prediksi di sekarang (kemarin, Red) puncaknya, tidak tahu nanti hasil rekapan. Sepertinya hampir sama jumlah penumpang, di angka 900," ujarnya.
"Kami pastikan, bus yang keluar dari Terminal Mengwi layak untuk mengantar pemudik. Karena dari rem, ketebalan ban dan semuanya kami periksa sebelum berangkat," jelasnya.
Agus 8 Jam Tunggu Bus
PERJALANAN pemudik pada Lebaran tahun 2022 tidak selamanya berjalan mulus.
Pasalnya ada pemudik yang harus menunggu bus sampai berjam-jam karena jadwal keberangkatan tidak menentu alias molor.
Agus Dilianto (30), pemudik asal Pemalang, Jawa Tengah mengaku terpaksa menunggu bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sampai 8 jam. Pasalnya bus yang ditumpangi tak kunjung tiba di Terminal Mengwi.
Setelah ditanyakan ke pihak otobus, ternyata bus yang akan ditumpanginya terjebak macet.
Sehingga dia harus menunggu kedatangan bus untuk bisa pulang ke tanah kelahirannya di Pemalang.
Saat ditemui Tribun Bali di Terminal Mengwi, Jumat 29 April 2022, lelaki yang bekerja sebagai penjual bubur ayam di wilayah Banjar Kwanji, Dalung Kuta Utara Badung itu mengaku membeli tiket Kamis 20 April 2022 untuk keberangkatan Jumat 29 April 2022.
Sebelum berangkat, dia mengikuti vaksinasi booster terlebih dulu di
Termial Tipe A Mengwi.
Pada tiket yang dibeli, dirinya mendapat jadwal keberangkatan pukul 15.00 Wita. Dia datang ke Terminal Mengwi pukul 12.00 Wita.
Setelah lama menunggu, dia malah mendapat informasi bahwa bus yang ditumpanginya terkena macet.
Bahkan jadwal keberangkatan diperkirakan pukul 22.00 Wita.
"Saya tadi datang pukul 12.00 untuk menunggu keberangkatan pukul 15.00. Tapi setelah sampai di terminal dapat informasi kalau diundur sampai jam 10 malam," ujar Agus yang saat ini tinggal di Kelurahan Sempidi Badung.
Baca juga: Keluh Kesah Pemudik di Terminal Mengwi, Agus Dilianto Mengaku Harus Nunggu Bus Sampai 8 Jam
Meski harus menunggu lama Pria Asal Pemalang, Jawa Tengah ini mengaku, harus bersabar, namun dalam hatinya tetap merasa kesal.
Apalagi kepulangannya saat Lebaran ini merupakan pertama kalinya sejak dua tahun yang lalu.
Dia mengaku tidak bisa meninggalkan terminal lantaran ia hanya tinggal sendiri di Sempidi.
"Tiket bus harganya Rp 600 ribu, itu saya bayar dua kali. Kalau pesawat mungkin lebih mahal, nanti ongkos pulangnya kurang. Kalau bawa motor waktunya lama sampai 3 hari karena harus berhenti istirahat," terang pria yang masih melajang ini, seraya mengatakan mudik dengan bus memerlukan waktu 24 jam jika keadaan tidak macet.
Untuk mudik kali ini Agus mengaku akan berada di kampung selama 2 minggu.
"Dulu waktu mudik saya tidak pakai bus ini. Ini saya coba-coba pakai PO yang lain, eh ternyata malah begini. Harus menunggu lama," keluh pria yang sudah 8 tahun tinggal di Bali.
Terpisah, Edi Suhadi pemudik asal Jember Jawa Timur saat ditemui di Gilimanuk mengaku, meski tertahan selama empat jam dan belum bergerak dari terminal cargo Gilimanuk, dirinya tidak mengeluh dan menerima kenyataan bahwa identik dari mudik adalah mengalami kemacetan selama berjam-jam.
Edi menuturkan, dia tinggal di Denpasar dan dua tahun tidak pulang kampung.
“Saya tinggal di Denpasar. Mau ke Jember. Ya dua tahun nggak bisa pulang. Jadi kalau harus macet, diterima saja,” ucapnya, Jumat.
Edi menuturkan, berangkat dari Denpasar pukul 06.00 Wita dan sampai di terminal cargo pukul 09.00 Wita.
Sampai pukul 13.00 Wita belum bergerak ke Pelabuhan Gilimanuk.
Namun, tertahan selama berjam-jam sudah tidak menjadi masalah buatnya.
Sebab, sebelumnya juga temannya ada yang menginfokan, tertahan dari pukul 19.00 Wita Kamis dan belum naik kapal hingga Jumat pagi.
Pemudik lain, Antok asal Banyuwangi, Jawa Timur mengaku saat ini mengantarkan keluarganya ke kampung halaman.
Dirinya sudah biasa tertahan selama berjam-jam, dan memang identiknya mudik adalah dengan antrean kemacetan.
Dan di terminal Cargo dirinya sudah sampai empat jam mengantre. (ang/gus)
Kumpulan Artikel Bali