Berita Denpasar
Jalanan Macet, Toko dan Pasar Oleh-oleh di Bali Mulai Dikunjungi Wisatawan
Ayu Intan selaku pedagang oleh-oleh Toko Suci di Pasar Kumbasari mengatakan, memang terjadi peningkatan penjualan, namun tidak banyak.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Akhirnya setelah pemerintah melonggarkan aturan pasca kasus positif Covid-19 landai, Pulau Seribu Pura ini mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan.
Di libur Lebaran 2022 ini memang dominan yang berkunjung ke Bali yakni wisatawan domestik (wisdom) yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Pemandangan yang sudah lama dirindukan oleh masyarakat Bali kembali terlihat.
Pasalnya kini jalanan di Bali mulai terlihat padat dipenuhi kendaraan ber-plat luar daerah khususnya di kawasan wisata yakni Seminyak, Kuta dan sekitarnya.
Baca juga: Rata-Rata 20 Wisatawan Asing Kunjungi Goa Lawah Klungkung Per Hari
Selain obyek wisata, keramaian juga tampak terlihat di toko atau pasar oleh-oleh.
Seperti di Pasar Kumbasari, Denpasar yang juga menyediakan oleh-oleh untuk pelancong.
Ayu Intan selaku pedagang oleh-oleh Toko Suci di Pasar Kumbasari mengatakan, memang terjadi peningkatan penjualan, namun tidak banyak.
"Saya belum merasakan 100 persen ramainya. Mungkin karena memang tujuan awal wisatawan hanya untuk berwisata saja terlebih membeli oleh-oleh kan hanya kebutuhan tersier. Jadi kalau diukur 1 sampai 10 paling hanya 5 orang saja yang berbelanja," jelasnya, Jumat 6 Mei 2022.
Sudah 30 tahun berjualan oleh-oleh di Pasar Kumbasari, jenis oleh-oleh yang dijual di Toko Suci mulai dari aksesoris pernak-pernik.
Seperti gelang, kalung, anting-anting, tas, dreamcatcher, keben (alat untuk banten) jepit dan lain-lain.
Kebanyakan dari para wisatawan tersebut membeli tas untuk oleh-oleh.
Selama pandemi Covid-19, Ayu memang sempat menutup gerainya karena peraturan pemerintah terkait PPKM.
Selama gerainya tutup ia berjualan secara online.
"Saya sempat berjualan online namun itu pun hanya dapat berjualan 20 persen. Jadi selama pandemi penurunan omzet hampir 100 persen," imbuhnya.