Berita Bali
Perputaran Uang di Bali Rp 2.824 Miliar, Selama Lebaran 2022, Okupansi Capai 70 Persen
Perwakilan Kantor Bank Indonesia Bali mencatatkan selama momen Lebaran 2022 perputaran uang di Bali mencapai Rp 2.824 miliar
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Perwakilan Kantor Bank Indonesia Bali mencatatkan selama momen Lebaran 2022 perputaran uang di Bali mencapai Rp 2.824 miliar.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Trisno Nugroho mengatakan, pada periode Idulfitri 2022, realisasi outflow meningkat 97 persen.
"Pada periode Idulfitri di wilayah Bali tahun 2022, realisasi outflow tercatat Rp 2.824 miliar atau meningkat 97 persen dari periode Idulfitri tahun 2021 yang tercatat Rp 1.435 miliar," jelasnya, Selasa 10 Mei 2022.
Hal ini bisa dilihat dari realisasi cash outflow atau arus kas keluar yang dirilis Bank Indonesia selama libur Lebaran atau sekitar 10 hari berselang.
Baca juga: Menko Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tetap Tinggi, Pemerintah Berupaya Menjaga Daya Beli Masyarakat
Tercatat, arus kas keluar selama periode Idulfitri di wilayah Bali tahun 2022 ini Rp 2.824 miliar.
Trisno menambahkan, kebanyakan Bank-bank besar yang melakukan penarikan uang, seperti BCA, anggota Himbara dan BPD.
Tercatat selama 10 hari uang yang sudah ditarik Rp 3,1 miliar dan penyetoran Rp 558 miliar.
"Kebanyakan yang melakukan penarikan bank-bank besar, seperti BCA, anggota Himbara dan BPD. Bank-bank besar menarik uang untuk melayani nasabah-nasabah yang mengambil uang di ATM. Sementara sisanya BNI dan BPD menarik di atas Rp 700 miliar selama Ramadan," katanya.
Terpisah, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Agung Partha Adnyana memberikan sejumlah data terkait kunjungan wisatawan domestik (wisdom) ke Bali hingga jumlah perkiraan uang yang dihabiskan ketika liburan di Bali.
"Selama Lebaran hampir 2 minggu ini rata-rata 45 sampai 70 persen okupansi tingkat hunian di Bali. Dari kedatangan wisdom melalui pelabuhan dan bandara terdapat 250-300 ribu wisdom. Rata-rata spend money Rp 500 ribu per orang dikalikan dengan jumlah wisdom yang datang," jelasny, Selasa.
Dari data tersebut jika dihitung jumlah wisdom yang datang ke Bali sejumlah 300 ribu orang dikalikan dengan rata-rata jumlah uang yang dikeluarkan Rp 500 ribu per orang, sehingga didapatkan jumlah uang yang beredar di Bali dari wisdom kurang lebih Rp 150 miliar.
Tentunya dengan jumlah wisdom dan perputaran uang yang cukup banyak di era pandemi, Gus Agung mengatakan ini merupakan rekor kunjungan wisdom terbanyak setelah dua tahun pandemi Covid-19.
"Iya ini rekor setelah pandemi dua tahun. Jadi belum pernah kita setinggi ini setelah pandemi. Rata-rata wisdom datangnya lewat jalur darat dan penyeberangan, karena harga tiket pesawat mahal ya," tambahnya.
Rata-rata wisdom tidak menggunakan jasa travel agent ketika berlibur di Bali.
Untuk jumlah kamar atau hunian di Bali kurang lebih berjumlah 140 ribu.
Ia juga merata-ratakan Lebaran kemarin jumlah kamar yang beroperasi sebanyak 100 ribu.
Dari data tersebut 100 ribu kamar ini dikalikan dengan 300 ribu wisdom yang datang ke Bali sehingga diperoleh angka rata-rata sebanyak 30 miliar kamar atau hunian terisi selama libur Lebaran 2022 kemarin.
"Tapi kamar 140 ribu itu kamar yang baru terdaftar di PHRI, kan banyak yang bodong. Domestik juga rata-rata lebih suka menginap di vila," imbuhnya.
Menurut Gus Agung, tidak ada perbedaan kenaikan ekonomi pada kunjungan wisdom dan wisman dikondisi pandemi Covid-19 ini.
"Semua kita terima lah, hanya di-treat-nya. Kalau dari wisman cara melayani beda, makanannya beda. Tapi kita tidak usah milih-milih lah dalam situasi begini. Yang penting ekonomi jalan dulu, pegawai bisa kerja. Kita jangan berpikir jumawa," ujarnya.
Sementara itu, selama libur Lebaran 2022, tingkat occupancy rate (tingkat hunian hotel) dan kunjungan wisatawan ke Kawasan The Nusa Dua, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Tingkat okupansi atau hunian kawasan The Nusa Dua selama 1-8 Mei 2022 mencapai 69 persen, dengan jumlah kunjungan wisatawan lebih dari 16.000 orang yang didominasi oleh wisdom.
Angka ini meningkat jauh dibanding tingkat hunian periode libur Lebaran tahun lalu yang hanya 11,14 persen, dengan jumlah kunjungan wisatawan sekitar 3.800 orang.
"Tingkat okupansi kawasan selama periode libur Lebaran tahun ini menunjukkan peningkatan yang signifikan didorong oleh kunjungan wisatawan domestik dan kebijakan pelonggaran mobilitas,” ujar Managing Director The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita dalam keterangan, Selasa.
Menurutnya, selain adanya penawaran menarik dari tenant, selama periode libur Lebaran, pihaknya yakin pengelolaan kawasan dan hotel-hotel yang berbasis pada protokol kesehatan, menjadi faktor yang mendorong kepercayaan publik untuk menghabiskan masa liburan di kawasan The Nusa Dua.
Terdapat 13 hotel mencapai okupansi di atas 50 persen, dengan 4 hotel diantaranya mencapai di atas 80 persen.
Sementara jumlah kunjungan wisatawan ke DTW Water Blow Peninsula, salah satu spot wisata alam di The Nusa Dua, mencapai hampir 2.500 orang selama libur Lebaran.
“Kami harapkan momentum peningkatan ini dapat terus terjaga seiring dengan semakin membaiknya kondisi pandemi serta meningkatnya kegiatan kepariwisataan yang akan berlangsung di Bali khususnya di kawasan The Nusa Dua,” imbuh Ngurah Ardita.
Dalam beberapa bulan ke depan, beberapa event telah terjadwal dilaksanakan di kawasan The Nusa Dua pada 2022, diantaranya event Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) pada 23-28 Mei 2022, Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2022 pada Juni 2022 serta rangkaian event KTT G20 pada akhir 2022.
GPDRR ditargetkan dihadiri sekitar 5.000 orang yang berasal dari 193 negara, BBTF ditargetkan akan dihadiri 250 buyers dari 28 negara.
Baca juga: LOW Season Pariwisata Jadi Biang Kerok Ekonomi Bali Kontraksi
Sementara rangkaian event KTT G20 diasumsikan akan melibatkan lebih dari 20.000 delegasi yang berasal dari negara anggota, Uni Eropa dan tamu undangan.
Selama Triwulan I tahun 2022, tingkat hunian rata-rata The Nusa Dua tumbuh 182 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Sedangkan kunjungan wisatawan, yang didominasi oleh wisatawan domestik, pada periode tersebut tumbuh 124 persen, yaitu 60.388 orang dari 26.913 orang pada triwulan I 2021.
Tingkat hunian rata-rata selama Januari-Maret 2022 mencapai 21,23 persen naik dari tingkat hunian rata-rata 7,53 persen selama Januari-Maret 2021.
Sementara tingkat hunian rata-rata pada April 2022 mencapai 27,30 persen naik dari 9,58 persen pada April 2021.
Masalah Sampah dan Kemacetan
KEGIATAN pariwisata di Bali berangsur membaik pasca kelonggaran yang sudah diberikan oleh pemerintah untuk kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dan domestik (wisdom).
Namun di balik itu, beberapa permasalahan masih muncul yang dinilai dapat menghambat kegiatan pariwisata.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Agung Partha Adnyana menjelaskan, permasalahan tersebut tak lain adalah sampah dan kemacetan di beberapa lokasi wisata, seperti Canggu, Kuta, Sanur dan lokasi wisata yang lain.
"Selama masalah macet dan sampah tidak diperbaiki, maka daya saing Bali akan turun. Selama ini wisatawan yang berlibur akan mencari aman dan nyaman," jelasnya, Selasa 10 Mei 2022.
Menurutnya, jika dilihat dari sisi keamanan tentunya Bali sangat kondusif untuk dikunjungi karena di setiap lokasi wisata atau akomodasi di bawah lindungan Desa Adat di mana juga melibatkan aparat desa, seperti pecalang untuk menjaga keamanan.
Namun untuk kenyamanannya jika dilihat Bali juga masih memiliki masalah pada sampah dan kemacetan kendaraan di jalanan hingga berjam-jam.
"Buat wisman tidak bagus, dan kalau itu sampai tahun depan terjadi lagi Bali bisa ditinggalkan," tambahnya.
Selain itu, ia juga berharap semoga Bali tetap dapat melewati masa pandemi Covid-19, meskipun masih terdapat beberapa negara yang melakukan lockdown akibat mengganasnya virus Corona.
Sementara itu, kebanyakan pengusaha Bali menderita kerugian selama pandemi Covid-19.
Tentu saja modal kerjanya sangat sedikit, bahkan mungkin saja nyaris minus.
Maka dari itu, Gus Agung juga berharap pemerintah akan melakukan pemberian dana soft loan pada pengusaha di Bali agar hotel-hotel atau akomodasi lain maksimal beroperasi dan tidak menerima komplain lagi dari wisatawan.
Baca juga: Menko Airlangga: S&P Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen pada 2022
Sedangkan ketika disinggung jumlah wisman yang datang ke Bali, Gus Agung mengatakan saat ini jumlah kunjungan wisman positif dan naik stabil.
"Tergantung penerbangan. Jadi rata-rata jumlahnya ke Bali di atas 3.000 orang. Itu cukup bagus. Karena target kami hanya 3.000 kedatangan ini sampai 4.000 sudah bagus sekali," imbuhnya.
Sementara mengenai harga tiket pesawat ke Bali yang cenderung mahal, pihaknya tidak bisa melakukan intervensi karena belum banyak maskapai yang datang ke Bali untuk berkunjung.
"Kita tidak bisa intervensi karena itu private. Namanya orang dagang supply and demand harus terjaga. Kalau memang pemerintah mengatur, ya atur aja harga atasnya. Jangan sampai lebih. Mungkin dalam hal ini belum diatur oleh pemerintah karena selama ini airline banyak yang rugi. Jadi dibiarkan saja. Untuk wisdom solusinya gunakan jalur darat. Kalau untuk wisman kita tidak bisa intervensi karena airline sedikit yang ke Bali. Kalau wisman pemerintah pun tidak bisa. Itu memang kita serahkan mekanisme pasar. Kalau memang semakin banyak airline yang buka kan sekarang 14 ya wajar lah dari 34 airline yang buka dulu," katanya. (sar/zae)
Kumpulan Artikel Bali