Berita Denpasar
Nasib Produksi Jaja Begina Klungkung Diujung Tanduk, Tim PKM Unwar Beri Pemberdayaan UMKM
Nasib Produksi Jaja Begina Klungkung Diujung Tanduk, Tim PKM Unwar Adakan Pemberdayaan UMKM
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jaja (jajan) begina merupakan jajanan tradisional yang digunakan untuk perlengkapan banten oleh umat Hindu di Bali.
Namun seiring berkembangnya zaman dan naiknya harga bahan baku, jajanan tradisional ini semakin ditinggalkan oleh masyarakat.
Hal tersebut membuat Tim Dosen Pengabdian Universitas Warmadewa (Unwar) yang terdiri dari Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang terdiri dari Ni Made Santini, Ni Made Taman Sari dan Made Pratiwi Dewi menggelar pengabdian masyarakat dengan program kemitraan masyarakat pada industri UMKM Jajan Begina di desa Sampalan Klod Klungkung dengan tema pemberdayaan UMKM Jajan Begina.
Baca juga: Jalani Trial di Persib Bandung, Ryohei Miyazaki Pamerkan ini Meski Statistik Tak Mendukung
Ni Made Santini selaku Ketua dari Tim PKM ini mengatakan saat ini sektor UMKM diharapkan mampu menjadi sumber kekuatan baru perekonomian nasional dalam menghadapi krisis.
Namun UMKM tidak hanya di Bali tapi diseluruh Indonesia mengalami beberapa kendala selama masa pandemi COVID-19.
"Pertama adalah turunnya daya beli masyarakat yang membuat UMKM mengalami penurunan pendapatan karena tidak adanya pelanggan," jelasnya pada, Selasa 17 Mei 2022.
Lebih lanjutnya ia mengatakan, belum lagi sejak adanya pembatasan mobilitas masyarakat yang membuat semuanya menjadi terhambat.
Kedua adalah adanya hambatan distribusi yang disebabkan karena adanya pembatasan mobilitas.
"Hal ini pun membuat para pelaku UMKM sulit untuk mendistribusikan barang yang dipesan atau yang dibeli oleh konsumen.
Ketiga adalah sulitnya UMKM mengakses permodalan dan pembiayaan lantaran banyaknya UMKM yang belum bankable," tambahnya.
Baca juga: Jamin Ketersediaan Pangan, Pemkot Denpasar Tanda Tangani Mou Dengan Perum Bulog Bali
Permasalahan tersebut yang juga membuat banyak UMKM terpaksa melakukan pinjaman dana kepada rentenir lantaran sulitnya meminjam pembiayaan melalui lembaga keuangan formal.
Selain itu, sulitnya UMKM mendapatkan bahan baku dan yang kelima adalah terhambatnya produksi karena adanya pembatasan pergerakan tenaga kerja.
Hambatan ini, bukan karena pembatasan mobilitas saja, tetapi juga karena banyak mesin produksi yang belum canggih demikian pula UMKM yang ada desa Sampalan Klod yang menjadi sasaran kegiatan PKM.
"Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk membantu memperdayakan kembali UMKM jajan begina sebagai solusi bagaimana meningkatkan penjualan di masa pandemi dengan memberi solusi berupa pelatihan inclass mengenai manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran," imbuhya.
Sekaligus melestarikan kelestarian budaya dan kearifan lokal luaran dari PKM ini adalah untuk dapat meningkatkan penjualan dan bisa membuat pembukuan sederhana dan melakukan pemasaran secara online dengan bantuan media sosial.
Hasil dari pendampingan terhadap UMKM diharapkan dapat meningkatkan penjualan dimasa pandemi dan UMKM memiliki Pembukuan sederhana serta bisa menerapkan penjualan secara online.
Salah satu anggotan Tim PKM, Made Pratiwi Dewi mengatakan alasan Tim PKM ini memilih Klungkung.
Hal tersebut karena salah satu penghasil jajan begina yang masih menggunakan ketan asli di Klungkung.
"Dan saat ini sedang mengalami penurunan pangsa pasar akibat persaingan jaja begina dari daerah lain yang bisa menjual dengan harga lebih murah tapi dengan kualitas bahan yang berbeda," kata Tiwi.
Tentunya kegiatan ini sangat diapresiasi oleh Kepala Desa Sampalan Klod, I Wayan Budi Susila.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini dinilai sangat baik.
"Kegiatan ini sangat membantu sekali didalam masa pendemi Covid-19 dan kedepannya dapat memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM yang lainnya," urai, Susila. (*)