Berita Badung
Dinas Pertanian dan Pangan Duga Kasus Rabies Muncul Karena Ada HPR Datang dari Luar Badung
Dinas Pertanian dan Pangan Badung Duga Kasus Rabies Muncul Karena Ada HPR Datang dari Luar Badung
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ragil Armando
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kasus gigitan hewan Rabies di Kabupaten Badung kini mulai muncul. Bahkan kemunculan kasus tersebut diduga karena adanya adanya Hewan Penyebar Rabies (HPR) yang datang dari luar kabupaten Badung.
Pasalnya dari monitoring yang dilakukan dilapangan tidak ditemukan HPR di kabupaten Badung. Melainkan banyak hewan liar yang datang dari luar Badung.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana tak menampik hal tersebut. Pihaknya mengaku saat ini dirinya sudah melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui asal muasal kasus tersebut.
Baca juga: Raffi Ahmad Punya Daya Tarik Unik, Mimi Bayuh Ternyata Janda Berkelas, Nagita Slavina Pasrah?
"Jadi saat kami periksa, kita pastikan itu buka HPR yang ada di Kabupaten Badung. Bahkan saat ini juga banyak kami temukan hewan liar," ujarnya Senin 23 Mei 2022.
Pihkanya mengatakan saat ini sudah ditemukan enam kasus di Badung. Semua kasus itu berada di desa Kutuh, Ungasan, Sedang, Mambal, Pererenan dan Kerobokan.
Baca juga: Tiga Tema Besar Ini Dibahas Pada Pertemuan Awal GPDRR 2022
"Memang anjing liar dan anjing yang sengaja diliarkan oleh pemiliknya sulit kita atasi. Dari 80 ribu HPR kira-kira 5 % merupakan anjing liar yang tidak berpemilik," bebernya.
Diakui dari sejauh ini anjing itu memiliki sifat teritorial menguasai suatu wilayah sehingga apabila dilakukan penertiban terhadap anjing liar tersebut, maka akan muncul lagi anjing yang baru, menguasai wilayah.
Baca juga: Kurang dari 24 Jam Terjadi Tiga Kebakaran di Bangli
"Jadi misalnya ada anjing liar yang menguasai lokasi, setelah kita tertibkan, maka akan datang anjing liar lain menempati kawasan yang kita tertibkan," ucapnya sembari mengatakan ini kendala kami dilapangan.
Dijelaskan di tahun 2022 ini pihaknya fokus di daerah zona merah untuk melakukan vaksinasi. Termasuk juga desa yang ada kasus gigitan rabies.
"Catatan kita saat ini, sudah ada 5.000 ekor hewan yang kita vaksin. Namun jika dilihat dari jumlah keseluruhan ada sebanyak 70 ribu ekor yang kita vaksin dari total HPR sebanyak 80 ribu di Kabupaten Badung," bebernya.
Disinggung mengenai kasus yang muncul dari HPR dari luar, Wijana mengaku sebenarnya di desa diluar kecamatan Kuta Selatan, sebenarnya sudah lama sekali tidak muncul kasus gigitan rabies. Sehingga pihaknya menduga masuknya HPR baru.
Baca juga: Promo Indomaret 23 Mei 2022, Diapers Murah, Beli Paket Gratis Silverqueen, Coca-cola 1,5 L Rp11.900
"Seperti kasus di desa Pererenan setelah kami telusuri ternyata anjingnya berasal dari luar Badung," tegasnya kembali.
Seperti diketahui, pemerintah kabupaten Badung kini menggencarkan vaksin untuk HPR. Mengingat Bali khususnya Badung akan menjadi tuan rumah Presidensi G20.
Baca juga: MANFAAT DAUN KELOR Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Kurangi Risiko Sakit Jantung
"Vaksin rabies mulai kita gencarkan lagi, untuk mengantisipasi hal-hal yang kita tidak inginkan. Termasuk juga anjing-anjing liar kami lakukan pemantauan," ujarnya.
Pihaknya mengatakan saat ini wilayah yang menjadi atensi vaksin rabies yakni wilayah Badung selatan yakni Jimbaran dan Ungasan. Pasalnya di wilayah Badung selatan sempat terjadi kasus rabies.
Baca juga: Eka Wiryastuti Ditahan KPK di Rutan Polda Bali, Pengadilan Tipikor Belum Terima Pelimpahan Berkas
"Kasus gigit anjing rabies kita temukan di Ungasan Kuta Selatan. Sehingga kita gencarkan di wilayah Badung selatan, mengingat kegiatan G20 juga akan dilaksanakan," imbuhnya. (*)